Logo Header Antaranews Jateng

Kemdikbud: Soal UN 2018 tidak hanya Pilihan Ganda

Jumat, 16 Juni 2017 11:28 WIB
Image Print
UNBK Surabaya Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 2 Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/4/2017). UNBK SMA/MA berlangsung 10 - 13 April 2017. (ANTARA/Zabur Karuru )
Jakarta, ANTARA JATENG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyebutkan bahwa soal Ujian Nasional pada 2018 tidak hanya pilihan ganda melainkan bisa berupa mengisi jawaban atau pilihan yang tidak tunggal.

"Kami berusaha, mulai tahun depan soal UN tidak lagi pilihan ganda. Sehingga dapat mengukur level kognisi siswa lebih mendalam," ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud, Nizam, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Melalui soal UN yang tak hanya pilihan ganda, lanjut dia, juga dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Meskipun saat ini, baik guru maupun siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa UN dapat mengukur ketuntasan belajar siswa.

Dalam konferensi pers itu juga dijelaskan jumlah satuan pendidikan yang mengikuti UNBK untuk jenjang SMP yakni sebanyak 8.879 SMP, 1.970 MTs, 198 SMP terbuka, serta 693 PKBM.

UNBK SMP diikuti oleh 1.349.744 siswa.

Meskipun demikian, dari segi persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari jenjang di atasnya, yakni 32 persen, karena jumlah siswa SMP/MTs jauh lebih banyak. Peserta ujian nasional jenjang SMP yang dilayani dengan kertas dan pensil (UNKP) sebanyak 2.855.633 siswa.

Nizam menjelaskan pada pelaksanaan UN SMP pada tahun ini, relatif sepi dari isu tentang kebocoran dan kecurangan pelaksanaan UN.

Indeks Integritas UN (IIUN) meningkat sebesar 8,31 poin. Namun untuk nilai rata-rata UN SMP mengalami penurunan sebanyak 4,36.

Namun demikian, sekolah-sekolah yang dulu telah mengikuti UNBK dan tahun ini tetap menggunakan UNBK tidak menunjukkan penurunan yang signifikan, justru reratanya pada mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan.

Demikian pula sekolah yang tahun lalu memiliki IIUN tinggi dan tahun ini tetap tinggi indeksnya tidak mengalami perubahan yang berarti.

Sementara sekolah yang dulunya bermasalah, dengan IIUN rendah dan tahun ini beralih ke UNBK cenderung mengalami penurunan signifikan.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan ketuntasan belajar tidak hanya diukur melalui nilai namun proses yang harus dicapai siswa.

(Berita ini untuk meralat berita sebelumnya: Kemdikbud menyebut soal UN 2018 berbentuk esai)

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024