Beijing Minta Asing Berhenti Komentari Kematian Liu Xiaobo
Jumat, 14 Juli 2017 07:55 WIB
"Kami minta negara lain menghormati kedaulatan hukum China dan tidak mencampuri urusan dalam negeri China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Beijing, Jumat pagi.
Geng dalam pesan tertulis berbahasa Mandarin dan Inggris yang dikirimkan melalui WeChat itu menyatakan bahwa Xiaobo terbukti melanggar undang-undang yang berlaku di China.
Terkait diagnosis kanker hati yang dialaminya, lanjut dia, pihak terkait dan lembaga kesehatan China telah berupaya maksimal untuk memberikan perawatan secara manusiawi dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"China itu negara berdasarkan undang-undang. Kasus Liu Xiaobo merupakan urusan dalam negeri China dan negara-negara asing tidak berhak memberikan komentar yang tidak patut," kata Geng.
Sebelumnya, Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian menyatakan sedih atas kematian Xiaobo dan menyerukan penguasa China agar mengizinkan istri dan keluarganya bergerak secara bebas.
"Kendati telah mengalami masa penahanan yang cukup lama lebih 30 tahun, dia tak pernah berhenti membela, dengan keberanian, hak-hak fundamental dan kebebasan berbicara," katanya sebagaimana dikutip Kantor Berita Reuters, Kamis (13/7).
Ia menyatakan bahwa masalah hak-hak asasi manusia menjadi prioritas diplomasi Prancis di seluruh dunia.
"Oleh karena itu, isu ini adalah bagian dari dialog kami dengan China," kata Le Drian menambahkan.
Kanselir Jerman Angela Merkel melukiskan Xiaobo sebagai "pejuang bagi hak-hak sipil dan kebebasan berbicara yang berani".
Juru bicara Merkel juga dalam tulisan di Twitter mengatakan kanselir mengirim ucapan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga Xiaobo.
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengharapkan China menunjukkan kepercayaan diri dan mendukung reformasi politik, setelah kematian Xiaobo itu, demikian Kantor Berita Reuters.
Pewarta : M. Irfan Ilmie
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024