Psikolog: Tenangkan Anak bila Menjadi Korban Bully
Senin, 17 Juli 2017 12:34 WIB
Jakarta, ANTARA JATENG - Anak siapapun bisa saja menjadi korban
bully rekan sebayanya atau bahkan orang di sekitarnya. Lantas apa yang
bisa orang tua lakukan jika anak mereka menjadi korban bully?
Psikolog
anak dan keluarga Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi. mengatakan
hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan anak.
"Tenangkan,
tanamkan pada anak bahwa dia tetap dicintai dan berharga (karena
perlakuan bully membuat anak merasa tak berdaya dan tak berguna)," tutur
dia kepada ANTARA News dalam surat elektroniknya, Senin.
Kemudian,
yakinkan anak bahwa orang-orang di sekililingnya seperti keluarga,
kerabat dan lainnya dapat membantu dan melindunginya. Beri anak
keyakinan kejadian seperti ini tak akan terulang kembali.
"Yakinkan bahwa banyak pihak yang dapat membantunya dan pastikan perlindungan bahwa ini tidak akan terjadi lagi," kata Vera.
Mengenai
terjadinya kasus bully yang belakangan terjadi kembali dan menjadikan
seorang mahasiswa berkebutuhan khusus, Vera menyoroti pengasuhan
keluarga pada pelaku.
"Yang bisa dilihat di
kasus ini, para pelaku (dan juga para saksi yang membiarkan) kurang
tertanam di dalam diri mereka tentang toleransi terhadap perbedaan dan
kurang berempati jadinya," kata dia.
Menurut
Vera, toleransi bukan hanya sebatas perbedaan keyakinan, tapi juga
perbedaan kondisi dalam hal ini anak_anak yang punya kebutuhan khusus
atau punya keterbatasan tertentu.
Dia
mengatakan, media atau internet tidak bisa serta merta disalahkan dalam
hal ini. Orang tua harus berintrospeksi apakah pengasuhan dan pendidikan
yang diberikan selama ini sudah tepat pada anak, terutama menyangkut
perlakuan pada mereka yang berkebutuhan khusus.
Tentunya, hal ini juga tak terlepas dari peran pihak di lembaga pendidikan tempat anak menimba ilmu.
"Kita
tidak bisa menyalahkan media/internet saja dalam hal ini tapi juga
menjadi bahan instropeksi bagi orangtua dan juga lingkungan pendidikan
tentang bagaimana seharusnya membimbing anak agar dapat berperilaku
manusiawi dan bijak di dalam lingkungan yang inklusif," ujar Vera.
Terkuaknya
kembali kasus bullying ini setelah sebuah video memperlihatkan seorang
mahasiswa dibully oleh rekan-rekannya viral sejak pekan lalu
Menurut kabar, korban merupakan mahasiswa sebuah universitas swasta di kawasan Depok dan dia berkebutuhan khusus.
Dalam
video itu sekelompok orang tampak menahan laju seorang pria berjaket
abu-abu dengan menarik tas ranselnya. Korban tidak bisa berjalan karena
tindakan itu.
Karena kesal, korban akhirnya melempar tempat sampah ke arah orang yang mengganggunya.
Di
sisi lain, orang-orang di sekitarnya tak terlihat membantu korban,
mereka hanya diam terpaku. Sebagian bahkan terdengar meneriaki korban.
Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024