Logo Header Antaranews Jateng

Wapres Sayangkan Banyaknya Pendidikan Islam belum Berperan Menggerakkan Perekonomian

Rabu, 23 Agustus 2017 11:55 WIB
Image Print
Wapres Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, ANTARA JATENG - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kuliah umum dengan tema "Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islami Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan NKRI" di Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta Timur, Rabu.

"Saya hadir untuk memberikan semangat agar kita bisa bekerja bersama untuk memajukan kualitas pendidikan Islam, memajukan bangsa, dan dengan simposium ini bukan konferensi ya yang sangat penting apa yang akan dilakukan," kata Jusuf Kalla yang akrab disapa JK.

Menurut Wapres, pendidikan Islam selalu memiliki dua aspek yang perlu diperhatikan, yakni ilmu tentang Islam dan lembaga keislaman yang menyelenggarakannya.

"Di Indonesia, jumlah pesantren sudah ribuan, sekolah Islam ada banyak, universitas Islam negeri saja ada 54. Tentulah ini memberikan kekhasan tersendiri dibandingkan negara Islam lainnya," kata dia.

Meski demikian, Wapres menyayangkan banyaknya lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang belum berperan secara maksimal untuk menggerakkan perekonomian bangsa.

"Selalu saya katakan apa beda museum dan universitas. Museum menampilkan masa lalu, universitas menggerakkan masa depan, jangan karena universitas ini memakai nama Ibnu Chaldun berarti hebat, itu kebanggaan masa lalu. Yang perlu kita lakukan adalah jalan lurus ke masa depan," kata dia.

Oleh karena itu, Wapres mengimbau para mahasiswa Ibnu Chaldun untuk mempelajari ilmu bisnis kewirausahaan, selain tentang ilmu-ilmu keislaman.

"Lulusan universitas Islam yang terjun ke dunia politik sudah banyak, pemerintahan sudah banyak, tapi ekonomi masih sedikit, karena itu kepada mahasiswa, selain belajar agama perlu belajar bagaimana menggerakkan bangsa ini untuk maju bersama," kata dia.

Wapres hadir sekaligus membuka Simposium Internasional Pendidikan Islam di universitas tersebut yang menghadirkan pembicara dari negara-negara Islam, antara lain Malaysia dan Sudan.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024