Emas Naik Tajam di Tengah Ketegangan Geopolitik AS-Korut
Selasa, 26 September 2017 06:50 WIB
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 14 dolar AS atau 1,08 persen menjadi menetap di 1.311,50 dolar AS per ounce.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah "mengumumkan sebuah perang" terhadap Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK/Korea Utara), Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan pada Senin (25/9).
Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa pesawat pembom Angkatan Udara AS, Lancer B-1B, dikawal pesawat tempur F-15C Eagle, pada Sabtu (23/9) terbang di wilayah udara internasional melintasi perairan sebelah timur Korea Utara.
"Sejak Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap negara kami, kami akan memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan, termasuk hak untuk menembak jatuh pembom strategis Amerika Serikat bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kami," kata Ri Yong- ho di New York.
Ketegangan yang meletus di seputar Semenanjung Korea telah mendorong permintaan terhadap aset-aset "safe haven" seperti emas, kata analis pasar.
Kontrak emas berjangka mendapat tambahan dukungan, karena Dow Jones Industrial Average AS turun 70,87 poin atau 0,32 persen menjadi 22.287,72 pada pukul 18.32 GMT. Bila ekuitas mengalami kerugian, logam mulia biasanya naik.
Sementara itu, dolar AS yang kuat menahan kenaikan emas lebih jauh, karena logam mulia dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Indeks Dolar AS naik tipis 0,58 persen menjadi 92,86 pada pukul 18.22 GMT.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 16,3 sen atau 0,96 persen, menjadi ditutup di 17,17 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik 8,1 dolar AS, menjadi menetap di 940,20 dolar AS per ounce. Demikian laporan Xinhua.
Pewarta : Antaranews
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024