Logo Header Antaranews Jateng

Kapuspen: Ditolak Masuk AS, Panglima TNI Urung Hadiri Acara VEOs

Minggu, 22 Oktober 2017 18:53 WIB
Image Print
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ( ANTARA /Wahyu Putro A)
Jakarta, ANTARA JATENG - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto membenarkan bahwa Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ditolak masuk wilayah Amerika Serikat ketika akan berangkat ke negara itu guna menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) yang akan dilaksanakan Senin dan Selasa 23 dan 24 Oktober ini di Washington DC, AS.

"Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta isteri dan delegasi telah mengurus visa dan administrasi lainnya untuk persiapan keberangkata. Kemudian pada Sabtu (21/10), Panglima TNI siap berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates, namun beberapa saat sebelum keberangkatan ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection," kata Wuryanto di Jakarta, Minggu.

Karena ditolak, lanjut dia, Gatot Nurmantyo urung menghadiri acara tersebut.

Wuryanto menjelaskan Gatot mendapat undangan secara resmi yang dikirim panglima angkatan bersenjata AS Jenderal Joseph F Dunford Jr dan kemudian Gatot membalas surat tersebut dan mengkonfimasi kehadirannya sebagai bentuk penghargaan dan perhatian.

"Panglima TNI mengirim surat balasan tersebut karena menghormati Jenderal Joseph F. Dunford Jr yang merupakan sahabat sekaligus senior Jenderal TNI Gatot Nurmantyo," Kata Wuryanto.

Menanggapi peristiwa itu, Gatot telah melapor kepada Presiden melalui ajudan, Menteri Luar Negeri dan Menko Polhukam serta berkirim surat kepada Joseph Dunford dan saat ini masih menunggu penjelasan atas insiden ini.

"Kepergian ke Amerika atas undangan Pangab dan atas hubungan baik dua negara serta hubungan baik antara Pangab Amerika dan Panglima TNI. Oleh sebab itu Panglima TNI beserta isteri dan delegasi memutuskan tidak akan menghadiri undangan Pangab Amerika Serikat sampai ada penjelesan resmi dari pihak Amerika," tegas Wuryanto.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024