Logo Header Antaranews Jateng

Serangan AS di Yaman Tengah, Enam Anggota ISIS Tewas

Kamis, 26 Oktober 2017 13:07 WIB
Image Print
Ilustrasi - Warga melihat rongsokan taksi yang hancur akibat serangan udara pimpinan-Saudi di pos pemeriksaan gerakan bersenjata Houthi dekat Sanaa, Yaman, Rabu (30/8/2017). (REUTERS/Khaled Abdullah)
Aden, Yaman, ANTARA JATENG - Serangan udara AS pada Rabu (25/10) menewaskan enam anggota ISIS di Provinsi Al-Bayda di Yaman Tengah, kata seorang pejabat militer kepada Xinhua.

Pesawat tanpa awak milik AS melancarkan dua serangan dan menghantam tempat persembunyian petempur ISIS di Daerah Qayfa di Provinsi Al-Bayda, dan enam gerilyawan tewas di tempat, kata sumber militer Yaman yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Ia mengatakan, kebanyakan orang yang tewas adalah anggota ISIS dan terlibat dalam pendirian pusat pelatihan baru di Provinsi Al-Bayda.

Namun, seorang kepala suku mengatakan melalui telepon kepada Xinhua, keenam gerilyawan itu mungkin adalah anggota Al-Qaida.

Provinsi Al-Bayda di Yaman Tengah dan Shabwa di bagian tenggara, tempat puluhan anggota ISIS dan Al-Qaida diduga bermarkas, telah menjadi titik serangan udara pimpinan AS.

Yaman, salah satu negara Arab, telah dirongrong oleh salah satu kelompok gerilyawan Al-Qaida yang paling aktif di wilayah Timur Tengah.

Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP), yang berpusat di Yaman dan juga dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama "Ansar Ash-Sharia", muncul pada Januari 2009, dan telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap lembaga pemerintah dan militer Yaman.

Aqap dan gerilyawan yang memiliki hubungan dengan ISIS memanfaatkan kevakuman keamanan dan perang saudara yang berkecamuk di Yaman untuk memperluas pengaruh mereka serta merebut lebih banyak wilayah di Yaman Selatan.

Keamanan di Yaman bertambah buruk sejak Maret 2015, ketika perang meletus antara milisi Syiah Al-Houthi, yang didukung oleh mantan presiden Ali Abdullah Saleh, dan pasukan pemerintah --yang didukung oleh koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.

Lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam pertempuran darat dan serangan udara sejak saat itu, banyak di antara mereka adalah warga sipil.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024