Rossa Ingin Meninggalkan Imei Lagu pada "Ayat Ayat Cinta " Pertama
Jakarta, ANTARA JATENG - Siapa yang tidak tahu film fenomenal "Ayat Ayat Cinta" yang rilis pada 2008 lalu? Tidak hanya film, soundtrack yang dulu dibawakan oleh Rossa pun sama hits-nya. Tidak bermaksud untuk mengulangi kesuksesan sebelumnya. Tapi, "Ayat Ayat Cinta 2" juga menawarkan sederet soundtrack yang sayang kalau dihiraukan.
Dalam balutan tema "The Greatest Love Story", album soundtrack "Ayat Ayat Cinta 2" berisi 10 lagu yang dibawakan oleh Rossa ("Bulan Di Kekang Malam"), Krisdayanti ("Ayat Ayat Cinta 2), Raisa ("Teduhnya Wanita"), Calvin Jeremy ("Dua Cinta"), Dengarkan Dia ("Bersenyawa"), Ryan Ho ("Bila Jodohku Kamu"), Sarah Saputri ("Harapku"), Yeshua ("Kamu Tulang Rusukku), Cassandra ("Cinta Bukan Milik Kita") dan Payung Teduh ("Diantara Pepohonan").
Pada tahun 2008, Rossa juga mengisi original soundtrack untuk film "Ayat Ayat Cinta". Film dan lagu dengan judul yang sama pun meledak di pasaran. Bahkan sampai saat ini, Rossa kerap diminta untuk menyanyikan lagu tersebut ketika manggung.
Meski demikian, Rossa mengaku ingin sekali meninggalkan imej lagu pada "Ayat Ayat Cinta" pertama. Sebab menurutnya, lagu yang kini dia bawakan mewakili tokoh yang berbeda.
"Di awal aku ditawari terlibat, aku agak khawatir, bisa enggak ya aku nyanyi sebagus itu lagi (Ayat Ayat Cinta 1). Waktu itu aku berpikir, kalau aku harus meninggalkan 'Ayat Ayat Cinta 1'. Aku berharap lagunya bisa melebihi yang pertama," ujar Rossa dalam jumpa pers di KFC Kemang, Jakarta, Seperti dikutip laman hiburan Gohitz.com.
Album soundtrack "Ayat Ayat Cinta 2" ini memang luar biasa. Selain melibatkan para diva dari berbagai label rekaman, album tersebut juga menggandeng sang maestro original soundtrack, yakni Melly Goeslaw.
Dua lagu ciptaan Melly ini, dinyanyikan oleh Rossa dan Krisdayanti. Sementara Raisa, secara khusus menciptakan sendiri lagunya untuk soundtrack tersebut.
"Ayat Ayat Cinta 2" sendiri, akan tayang pada 21 Desember 2017.(Editor : Maria Cicilia Galuh)
Pewarta : Maria Cicilia Galuh
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025