Gerakan Siberkreasi keluarkan karya baru
Selasa, 3 Juli 2018 11:23 WIB
Jakarta (Antaranews Jateng) - Gerakan nasional literasi digital, Siberkreasi mengeluarkan dua karya baru yakni video musik dan motif batik, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat.
Ketua Divisi Kreatif Siberkreasi Yosi Mokalu bersama dengan pegiat konten kreatif CameoProject menggagas video musik "Sosmed Cinta" yang berdurasi tiga menit 28 detik.
"Saya punya kepedulian yang sama dengan Bapak/Ibu untuk membersihkan udara digital Indonesia dari ujaran kebencian, perundungan dalam dunia siber dan kebencian," kata Yosi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Lagu "Sosmed Cinta" merupakan karya kedua, setelah tahun 2017 para pegiat konten kreatif juga meluncurkan video musik berjudul "Cek Dulu" yang mengajak masyarakat tidak mudah menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenarannya.
Pesan yang disampaikan dalam lagu "Sosmed Cinta" di antaranya seharusnya masyarakat mengerti tentang etika dalam bermain sosial media dan tidak bisa asal mengirim tanpa dipikirkan akibat yang mungkin fatal.
Alih-alih menebar kebencian, lagu itu mengajak masyarakat menyebarkan cinta untuk Indonesia.
"Kami perlu media-media dan bahan-bahan yang kreatif untuk mendukung literasi digital. Kalau tahun lalu dengan `Cek Dulu`, sekarang kami bikin `Sosmed Cinta`," ucap Yosi.
Selanjutnya, motif batik Siberkreasi yang diluncurkan digagas oleh Komunitas Cinta Batik sebagai Mahakarya Indonesia (CBMI) itu, terinspirasi dari semangat Siberkreasi dalam menggelontorkan konten positif untuk literasi digital.
Komunitas CBMI merasa perlu dibuat satu karya literasi digital yang turut menyuarakan kultur budaya khasanah Indonesia, salah satunya batik yang dalam pembuatannya melibatkan sejumlah seniman batik dari Yogyakarta.
Pada Oktober 2017, seminggu setelah Hari Batik Nasional, batik tersebut dibuat dengan cantingan pertama oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Gerakan literasi digital dengan batik yang mengombinasikan dengan kultur budaya tersebut diklaim Siberkreasi belum pernah ada di dunia dan diharapkan mendorong literasi digital masyarakat.
Ketua Divisi Kreatif Siberkreasi Yosi Mokalu bersama dengan pegiat konten kreatif CameoProject menggagas video musik "Sosmed Cinta" yang berdurasi tiga menit 28 detik.
"Saya punya kepedulian yang sama dengan Bapak/Ibu untuk membersihkan udara digital Indonesia dari ujaran kebencian, perundungan dalam dunia siber dan kebencian," kata Yosi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Lagu "Sosmed Cinta" merupakan karya kedua, setelah tahun 2017 para pegiat konten kreatif juga meluncurkan video musik berjudul "Cek Dulu" yang mengajak masyarakat tidak mudah menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenarannya.
Pesan yang disampaikan dalam lagu "Sosmed Cinta" di antaranya seharusnya masyarakat mengerti tentang etika dalam bermain sosial media dan tidak bisa asal mengirim tanpa dipikirkan akibat yang mungkin fatal.
Alih-alih menebar kebencian, lagu itu mengajak masyarakat menyebarkan cinta untuk Indonesia.
"Kami perlu media-media dan bahan-bahan yang kreatif untuk mendukung literasi digital. Kalau tahun lalu dengan `Cek Dulu`, sekarang kami bikin `Sosmed Cinta`," ucap Yosi.
Selanjutnya, motif batik Siberkreasi yang diluncurkan digagas oleh Komunitas Cinta Batik sebagai Mahakarya Indonesia (CBMI) itu, terinspirasi dari semangat Siberkreasi dalam menggelontorkan konten positif untuk literasi digital.
Komunitas CBMI merasa perlu dibuat satu karya literasi digital yang turut menyuarakan kultur budaya khasanah Indonesia, salah satunya batik yang dalam pembuatannya melibatkan sejumlah seniman batik dari Yogyakarta.
Pada Oktober 2017, seminggu setelah Hari Batik Nasional, batik tersebut dibuat dengan cantingan pertama oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Gerakan literasi digital dengan batik yang mengombinasikan dengan kultur budaya tersebut diklaim Siberkreasi belum pernah ada di dunia dan diharapkan mendorong literasi digital masyarakat.
Pewarta : Dyah Dwi Astuti
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024