Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Pekalongan gandeng BPPT tangani rob

Minggu, 23 September 2018 18:48 WIB
Image Print
Deputi Kepala Bidang Teknologi, Informasi, Energi, dan Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Eniya Listiani Dewi (berjilbab merah) mengecek pintu air berbahan komposit. (Foto Kutnadi)
Pekalongan (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menjalin kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengenai  program penanganan rob di daerah itu.

Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT Eniya Listiani Dewi di Pekalongan, Minggu, mengatakan bahwa ada tiga pintu air berbahan komposit yang akan dibangun untuk penanganan rob di daerah itu.

"Kami berharap penggunaan teknologi ini bisa membantu Pemkot Pekalongan mengurangi bencana rob. Kami optimistis pemanfaatan teknologi ini bisa optimal meski sepenuhnya belum maksimal," katanya.

Menurut dia, pembangunan pintu air berbahan komposit yang diterapkan ini mencerminkan sistem mekanik artinya tidak memerlukan energi sehingga biaya pemeliharaan dapat lebih murah karena akan menggunakan bahan dasar dari material komposit.

Beberapa keunggulan pintu air dengan berbahan komposit dibandingkan pintu air berbahan besi, baja muapun fiber, kata dia, bisa terhindar dari korosi karena berbahan polimer atau plastik, pintu air komposit akan lebih ringan, lebih mudah dioperasikan, lebih murah, tanpa perawatan, dan pengoperasian bisa memiliki jangka waktu sampai puluhan tahun.

"Dengan berbahan plastik penggunaanya bisa 'mobile' tidak seperti saluran air berbahan besi dan semen," katanya.

Ia mengatakan rencananya BPPT menerapkan teknologi saluran air berbahan komposit tersebut di tiga titik saluran yaitu saluran air di Jalan WR Supratman Kecamatan Pekalongan utara, Kramat Sari Kecamatan Pekalongan Barat, dan Jalan Seruni Kecamatan Pekalongan Timur yang masing-masing akan dikerjakan pada Oktober 2018 sampai November 2018.

"Pembangunan saluran air berbahan polimer ini setidaknya menelan biaya produksi Rp40 juta dengan luasan 2 meter x 3,5 meter. Oleh karena, kami menginginkan ada industri yang memproduksi teknologi ini secara massal sehingga bisa menekan biaya produksi dan teknologi," katanya.

Asisten II Pembangunan Pemkot Pekalongan Sri Wahyuni mengatakan kerja sama pemkot dengan BPPT merupakan upaya untuk menanggulangi bencana rob di daerah setempat.

"Di Kota Pekalongan terdapat 14 titik pintu air. Rencananya semua pintu air akan dipasang dengan teknologi otomatis dari BPPT agar saat rob melanda daerah bisa tertangani secepatnya," katanya.
 

Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2025