Logo Header Antaranews Jateng

Rabun senja,glukoma dan katarak dapat diobati

Senin, 17 Desember 2018 10:00 WIB
Image Print
Ilustrasi memeriksa mata (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
Jakarta (Antaranews Jateng) - Kebutaan malam (rabun senja) atau nyctalopia adalah saat mata yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi rendah cahaya, seperti pada malam hari. Ini terjadi bukanlah karena suatu kondisi tetapi hasil gangguan mata yang ada.

Seperti dilansir Medical News Today, pekan lalu, ketika pencahayaan redup, mata harus beradaptasi.  Meskipun rabun senja menyulitkan seseorang untuk melihat dalam cahaya redup, hal ini tidak menyebabkan kebutaan total.

Untuk mengidentifikasi seseorang mengalami rabun senja atau tidak, ada sejumlah pertanyaan yang bisa dia jawab, menurut American Academy of Ophthalmology.

Pertanyaan-pertanyaannya seperti: 1) Apakah bergerak di sekitar rumah dalam cahaya redup merupakan tantangan untuk Anda?; 2) Apakah mengemudi di malam hari semakin sulit?; 3) Apakah sulit mengenali wajah dalam cahaya redup?; 4) Apakah perlu waktu yang sangat lama untuk menyesuaikan diri dengan ruang terang setelah berada dalam kegelapan? dan 5)  Apakah perlu waktu lama untuk melihat di ruangan yang gelap setelah berada di dalam cahaya?

Selain itu, ada sejumlah gejala yang bisa seseorang waspadai tergantung penyebab yang mendasarinya, seperti sakit kepala, sakit mata, mual, muntah, pandangan kabur, peka terhadap cahaya dan sulit melihat jauh.


Penyebab potensial

Rabun senja adalah hasil dari salah satu dari beberapa kondisi, banyak yang dapat diobati, seperti glukoma dan katarak.

Glaukoma mengacu pada sekelompok kondisi mata di mana kerusakan pada saraf optik, yang menghubungkan mata ke otak, menyebabkan tekanan pada mata. Ini dapat merusak penglihatan, yang bisa permanen.

Sementara katarak terjadi ketika lensa mata menjadi keruh. Ini sering terjadi ketika protein di lensa rusak, biasanya karena penuaan. Clouding lensa dapat merusak penglihatan, termasuk dalam pencahayaan redup.

Selain itu, miopia-- tidak dapat melihat objek di kejauhan secara akurat juga bisa menjadi penyebab. Lalu, kekurangan vitamin A sebagai nutrisi penting untuk penglihatan.

Penyebab lainnya adalah retinitis pigmentosa, yakni penyakit mata langka yang merusak retina. Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang menyebabkan seseorang kesulitan melihat dalam cahaya rendah.
 

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024