Logo Header Antaranews Jateng

Rocky Gerung: Saya tidak membenci pemerintah

Jumat, 11 Januari 2019 20:35 WIB
Image Print
Rocky Gerung (berdiri) saat menjadi pembicara dalam acara Refleksi Awal Tahun "Nalar Demokrasi Kita: Antara Akal Sehat dan Akal Miring" yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDKP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Aula A.K.Anshori, Gedung Rektorat UMP, Jumat (11/1). (Foto: Sumarwoto)
Jangan sampai ada pembodohan kepada masyarakat kita dalam pemilu, sehingga yang tumbuh itu akal sehat bukan akal miring
Purwokerto  (Antaranews Jateng) - Filsuf yang juga pengamat politik Rocky Gerung mengaku tidak membenci pemerintah dan percaya bahwa politik Indonesia akan tumbuh kembali di dalam kondisi akal sehat bila kampus tetap mempertahankan kritisisme.
 
"Jadi, pastikan bahwa pikiran kita di kampus ini, kritik kita di kampus ini turun sampai di pos kamling di desa-desa kalian. Dengan cara itu, kita mengawal perubahan. Saya tidak membenci pemerintah, saya membenci cara pemerintah berbohong," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
 
Rocky mengatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam Refleksi Awal Tahun "Nalar Demokrasi Kita: Antara Akal Sehat dan Akal Miring" yang diselenggarakan Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDKP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Aula A.K..Anshori, Gedung Rektorat UMP.
 
Ia mengaku akan percaya kepada pemerintah jika berbohongnya dilakukan secara sempurna, namun ternyata bohongnya tidak sempurna.
 
"Jadi sekali lagi, saya hidupkan akal pikiran dari kampus ini dan saya percaya bahwa (mahasiswa, red.) sebanyak ini yang ada di sini, sebanyak ini yang ada di jalan, sebanyak ini yang ada di pedepokan-pedepokan di sawah-sawah, maka ada ruang untuk menghasilkan ulang Indonesia," katanya.
 
Dia mengaku percaya dari ruang-ruang kelas Muhammadiyah akan tumbuh IQ nasional karena berdasarkan informasi yang diterimanya, hingga saat ini telah ada 178 perguruan tinggi Muhammadiyah.
 
Ia mengatakan jika dari satu kampus menghasilkan sekitar 3.000-4.000 mahasiswa, dalam satu tahun akan ada sekitar 700.000-an mahasiswa dari perguruan tinggi Muhammdiyah.
 
Dengan demikian, kata dia, dalam lima tahun akan ada sekitar 3,5 juta pikiran bermutu dari Muhammadiyah.
 
"Saya percaya bahwa Indonesia akan diterangi ulang oleh demokrasi akal sehat bila matahari Muhammadiyah memberi terang 24 jam di Indonesia," katanya.
 
Terkait dengan hal itu, Rocky mengajak mahasiswa UMP mengajukan semacam keyakinan bahwa harus terjadi perubahan supaya bangsa Indonesia bisa tegak kembali.
 
Menurut dia, saat sekarang bangsa Indonesia dijebakkan dalam ketegangan terus-menerus karena ada kecemasan pada kekuasaan.
 
"Kecemasan itu hanya ada pada otak yang kosong. Otak yang berisi tidak perlu cemas karena dia mampu meyakinkan warga negara bahwa dia punya visi tentang Indonesia. Tapi justru karena ketidakmampuan itu kita melihat segala jenis kontradiksi," katanya.
 
Ia mengatakan untuk mengubah kekuasaan, tidak sekadar melalui argumentasi karena argumentasi berfungsi untuk mengritik kekuasaan.
 
Akan tetapi, kata dia, mengubah kekuasaan, memerlukan suara dan kotak suara.
 
"Saya percaya bahwa politik Indonesia akan tumbuh kembali di dalam kondisi akal sehat bila kampus tetap mempertahankan kritisisme," katanya.
 
Direktur PSDKP UMP Anjar Nugroho mengatakan demokrasi yang sudah dijalankan melalui proses pemilu dalam memilih pemimpin di republik ini harus dijalankan dengan akal sehat, bukan akal miring.
 
"Jangan sampai ada pembodohan kepada masyarakat kita dalam pemilu, sehingga yang tumbuh itu akal sehat bukan akal miring," katanya.
 
Saat memberi sambutan, Rektor UMP Syamsuhadi Irsyad mengatakan ketika mendengar usulan Rocky Gerung melalui media massa bahwa harus ada forum kandidat calon presiden dan calon wakil presiden di kampus, UMP siap menjadi tempat pertama penyelenggaraan kegiatan itu.
 
"Pada kesempatan yang baik ini, saya sampaikan jika itu (forum kandidat capres/cawapres, red.) akan dilakukan oleh KPU RI, UMP siap menjadi tempat pertama untuk diskusi kandidat capres/cawapres," katanya.
 
Menurut dia, hal itu disebabkan UMP memiliki lebih dari 12 ribu mahasiswa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia serta guru besar, dan doktor dari berbagai bidang yang siap menguji kualitas para calon capres/cawapres.
 

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024