Logo Header Antaranews Jateng

Akademisi: Tim kampanye harus terapkan strategi kehumasan

Rabu, 30 Januari 2019 07:51 WIB
Image Print
Dosen manajemen strategis kehumasan, Program Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed Wisnu Widjanarko (Foto: wuryanti puspitasari)

Purwokerto (Antaranews Jateng) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman, Wisnu Widjanarko mengingatkan pentingnya menerapkan strategi kehumasan dalam kampanye bagi peserta Pemilihan Presiden 2019. 

"Penerapan strategi kehumasan sangat penting. Tim kampanye masing-masing pasangan calon harus berangkat dari data dan informasi yang komprehensif," katanya di Purwokerto, Rabu. 

Dosen manajemen strategis kehumasan, Program Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed tersebut menjelaskan salah satu contoh data dan informasi yang konprehensif yang sangat penting adalah mengenai kekuatan dan kelemahan dirinya, termasuk lawannya.  

"Juga terkait opini publik terhadap suatu isu tertentu, termasuk juga mengenai waktu yang tepat dan konteks mempersuasi khalayak," katanya.  

Hal yang tidak kalah pentingnya menurut dia adalah mengenai validitas informasi yang diterima sebagai dasar pemetaan dan analisis. "Jangan sampai informasi yang diterima bersumber dari yang derajat kredibilitasnya diragukan," katanya.  

Selain itu, dia menambahkan tim kampanye para kandidat juga harus memahami psikologi calon pemilih yang akan disasar.

"Misalkan saja mengenai apa yang mereka butuhkan, lalu mengenai apa yang diinginkan masyarakat. Jangan terbalik, malah masyarakat yang harus memahami," katanya.  

Selain itu, kata dia, yang juga perlu diperhatikan adalah media apa yang harus dipilih, siapa juru bicaranya, isu-isu apa yang akan disampaikan kepada masyarakat.  

"Itu bagian dari strategi kehumasan yang harus dilakukan agar visi, misi, tujuan dan sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Termasuk menyadari kelebihan apa saja yang dimiliki dan juga mengantisipasi `serangan` dari pihak lawan," katanya.  

Penerapan strategi kehumasan dalam kampanye Pilpres kata dia, sangat penting mengingat kontestasi politik membutuhkan perencanaan yang terukur, terutama untuk meyakinkan dan meraih suara publik. "Keliru terhadap penerapan strategi akan membuat semua ide dan gagasan berantakan dan pada akhirnya rentan tidak mendapatkan suara dari calon pemilih," katanya. 
 



Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024