Logo Header Antaranews Jateng

Semen Gresik, ramah lingkungan dan kokoh tak lekang dimakan zaman

Selasa, 25 Juni 2019 14:33 WIB
Image Print
Operator kendaraan form lift mengangkut Semen Gresik (Foto: Semen Gresik)
Rembang (ANTARA) - Selama puluhan tahun, produk Semen Gresik dipercaya dan digunakan di berbagai proyek mercusuar di Indonesia.

Mulai dari pembangunan Monumen Nasional (Monas), Jembatan Semanggi, Gedung Conefo, Gedung DPR/MPR RI, Hotel Indonesia, Masjid Istiqlal,  Tebing Kelok Sembilan di Sumatera Barat, Bendungan Jatiluhur Jawa Barat, hingga Jembatan Suramadu. Bahkan jembatan sepanjang 5,438 kilometer yang ada di Jawa Timur itu diprediksi tetap bertahan hingga lebih dari 100 tahun. 

Kualitas produk Semen Gresik tak hanya jempolan, namun juga ramah lingkungan. Sebab hal itu memang menjadi komitmen Semen Gresik.

Operation company yang tergabung dalam holding BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk ini ingin menjadi perusahaan persemenan ramah lingkungan dan paling efisien di kawasan Asia Tenggara. Seperti apa? 


Dawin Nadhor (35) terlihat semangat mengoperasikan fork lift di bangunan palletizer PT Semen Gresik Pabrik Rembang.

Saat tumpukan semen sudah mencapai 50 sak atau seberat 2 ton, dengan sigap ia memindahkan ke bagian belakang salah satu truk yang mengisi muatan di bangunan tersebut.

Aktivitas tersebut terus dilakukan hingga muatan truk dengan kapasitas muatan 24 ton atau 36 ton semen itu penuh. 

Dalam sehari ada sekitar 180 truk yang mengisi muatan semen di bangunan palletizer tersebut.

Jika dikonversi, ada lebih dari 40 ribu sak produk Semen Gresik yang diangkut ratusan truk tiap harinya. Puluhan ribu sak semen itu didistribusikan kepada para konsumen, khususnya di wilayah Pulau Jawa. 

“Salah satu jenis semen yang diproduksi Semen Gresik di Rembang jenis Portland Composit Cement (PCC). Produk terbaru ini lebih ramah lingkungan,” kata Manager Quality Control (QC) PT Semen Gresik Rembang, Sulistyono.  

Mengapa PCC lebih ramah lingkungan? Menurut Sulistyono, karena proses produksinya tidak membutuhkan clinker dalam jumlah besar. Praktis, karena konsumsi clinker rendah maka energi yang dibutuhkan untuk membuat bahan utama pembuatan semen ini bisa dikurangi.

Secara otomatis, karbondioksida (Co2) yang memicu terjadinya pemanasan global juga dapat ditekan dengan maksimal. 

Baca juga: Konsep industri hijau Semen Rembang tekan polusi dan emisi gas

Selain itu, proses produksi semen PCC juga menggunakan pozzolan (bahan pengikat yang mempunyai sifat seperti semen) dan fly ash yang merupakan abu terbang sisa hasil pembakaran batubara pada pembangkit listrik. Penggunaan limbah batubara ini juga bisa menekan konsumsi air.

Fly ash itu limbah tapi kita maksimalkan sebagai campuran agar bisa menjadi produk yang bermanfaat. Ini juga menjadi salah satu kontribusi Semen Gresik untuk menjaga lingkungan,” jelasnya. 

Dari sisi kualitas, kata Sulistyono PCC yang ramah lingkungan tak kalah dengan jenis OPC yang merupakan semen tingkat 1. Semen OPC Semen Gresik yang diproduksi lebih dulu, sudah digunakan dalam berbagai proyek mercusuar di Indonesia, baik kawasan Pulau Jawa maupun luar Jawa. 

Meski sudah dibangun selama puluhan tahun, namun berbagai bangunan monumental itu tetap kokoh berdiri dan masih bisa disaksikan dan juga dirasakan manfaatnya oleh generasi sekarang. 

“Produk Semen Gresik baik PCC, OPC atau jenis lainnya dijamin kualitasnya. Jika penggunaannya sesuai aturan maka hasilnya akan kokoh tak tertandingi seperti motto perusahaan kami,” ucapnya.

Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Gatot Mardiana mengatakan proses produksi perusahaan persemenan terkemuka ini selalu mengedepankan kualitas dengan menerapkan ISO 9001-2015 (sistem manajemen mutu), SNI 7064-2014, SNI 0302:2014 dan SNI 2049:2015. 

Selain itu, terkait pengelolaan lingkungan dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan berbasis ISO 14001-2015, penilaian lingkungan Kementrian LHK serta sertifikasi industri hijau dari Kementrian Perindustrian.

Gatot Mardiana menegaskan Semen Gresik berkomitmen pada pembangunan industri berkelanjutan. Selain penggunaan teknologi rendah karbon, efisiensi energi, air, sekaligus memininalisai limbah.

Berbagai upaya ini diharapkan juga mampu menurunkan biaya operasional dan sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan. 

“Prinsip-prinsip industri hijau secara konsisten akan terus kita terapkan,” tandasnya. (KSM)

Baca juga: Menghijaukan kawasan sekaligus menebalkan PAD

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024