Wapres: Bunga pinjaman seharusnya tak lebih dari 5 persen
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Bank Mandiri menurunkan bunga deposito secara bertahap supaya dapat meningkatkan minat investasi dan masyarakat tidak hanya menyimpan uangnya di bank.
Dengan inflasi saat ini sekitar 3,5 persen, menurut Wapres, seharusnya bunga deposito dan bunga pinjaman tidak boleh lebih dari 5 persen.
"Saya yakin dengan kondisi ini tentu customer daripada Mandiri tentu mempunyai potensi investasi yang lebih tinggi. Salah satunya ialah kita minta menurunkan secara bertahap bunga, baik bunga deposito, bunga bank sentral, dan juga bunga pinjaman," kata Wapres saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Market Outlook Bank Mandiri di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu.
Apabila bunga deposito di atas lima persen, perekonomian tidak berjalan dengan baik karena bank tidak hidup dari besarnya bunga melainkan dari tingginya pertumbuhan ekonomi, jelasnya.
"Jadi teori sederhana ekonomi, kalau bunga rendah, inflasi tinggi. Jadi kalau bunga tinggi, bagaimana orang investasi? Padahal ujung pertumbuhan ekonomi adalah investasi," tambahnya.
Baca juga: Kredit sanitasi bunga rendah diluncurkan di Kota Magelang
JK mengatakan kesalahan utama penyebab krisis ekonomi pada 1998 adalah pelaku ekonomi dan perbankan mengaitkan antara inflasi dengan bunga sehingga naiknya inflasi dibarengi dengan kenaikan bunga.
"Begitu inflasi 60 persen, bunga pinjaman 75 persen, akhirnya bangkrut negeri ini. Dan semua kebangkrutan itu dibayar oleh negara. Juga sering kesalahan perbankan adalah selalu menghubungkan dengan The Fed. Padahal tidak ada hubungannya The Fed dengan Indonesia karena rupiah tidak ke mana-mana," jelasnya.
Oleh karena itu, agar tidak terulang kesalahan serupa seperti pada krisis 1998, Wapres meminta perbankan untuk menurunkan secara bertahap bunga deposito dan bunga pinjaman kredit.
"Satu-satunya cara untuk menaikkan investasi ya turunkan bunga deposito. Kalau bunga deposito naik, orang senang saja makan dari bunga," ujarnya.
Seminar Market Outlook Bank Mandiri diikuti oleh nasabah prioritas atau high net worth individuals (HNWI) untuk membahas mengenai iklim investasi terkini dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Nasabah HNWI Bank Mandiri saat ini tercatat lebih dari 55.000 orang dengan nilai total dana kelolaan sebesar Rp205,3 triliun, meningkat 6,75 persen dibandingkan akhir Juni 2018.
Hadir dalam acara itu Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto dan Direktur Bisnis dan Jaringan Hery Gunardi.
Baca juga: Tanggulangi Kemiskinan, Bank Jateng Didorong Turunkan Suku Bunga
Pewarta : Fransiska Ninditya
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024