Iran rusuh gara-gara kenaikan harga BBM, 100 orang lebih tewas
Rabu, 20 November 2019 15:44 WIB
Penembak jitu memberondong peluru kerumunan massa dari atas atap dan dari helikopter, kata Amnesti.
Aksi protes antipemerintah berlangsung sejak Jumat setelah kenaikan sedikitnya 50 persen harga BBM diumumkan.
Baca juga: Penyanyi asal Inggris Joss Stone mengaku dideportasi dari Iran
Pejabat Iran mengatakan massa mulai mereda pada Selasa, sehari setelah Pengawal Revolusi (IRGC) memperingatkan tindakan "tegas" jika massa tidak menghentikan aksinya.
Amnesti Internasional yang berbasis di London melaporkan sedikitnya 106 pengunjuk rasa di 21 kota tewas, menurut laporan terpercaya dari para saksi, video yang diverifikasi dan informasi dari para pegiat HAM.
"Organisasi itu yakin bahwa jumlah total korban tewas sebenarnya jauh lebih banyak, dengan sejumlah laporan menunjukkan sebanyak 200 orang tewas," kata Amnesti melalui pernyataan.
Laporan-laporan itu "menyingkap pola pembunuhan tidak sah oleh pasukan keamanan Iran, yang menggunakan kekuatan berlebihan dan mematikan untuk menghancurkan mayoritas aksi protes damai," katanya.
Baca juga: Khamenei: Generasi muda Iran bakal jadi saksi kematian Israel
Intelijen dan pasukan keamanan tidak mengembalikan jasad-jasad itu kepada keluarga mereka dan memaksa yang lainnya agar segera mengubur jasad-jasad itu tanpa dilakukan autopsi independen terlebih dahulu, kata Amnesti.
Juru bicara pengadilan Iran Gholamhossein Esmaili mengatakan saat konferensi pers bahwa situasinya mulai tenang.
Namun video di media sosial menunjukkan aksi protes masih berlangsung di sejumlah kota pada Senin malam dan pasukan keamanan masih berjaga di beberapa ruas jalan. Gambar yang diunggah di media sosial tidak dapat diverifikasi oleh Reuters.
Menurut otoritas, sekitar 1.000 pengunjuk rasa ditangkap.
Anggota pasukan keamanan dan polisi juga ikut tewas dalam aksi protes. Tiga di antaranya ditusuk hingga tewas di dekat Teheran, demikian Kantor Berita ISNA, Senin.
Sumber: Reuters
Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024