Logo Header Antaranews Jateng

PT Inhutani V bangun wahana wisata untuk anak di Banyumas

Rabu, 1 Januari 2020 17:28 WIB
Image Print
Salah seorang anak berada pada ketinggian setelah melompat dari trampolin pohon di Playground yang dikelola PT Inhutani V di objek wisata alam Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (1/1/2020). ANTARA/Sumarwoto
Banyumas (ANTARA) - Perseroan Terbatas Inhutani V mengembangkan wahana wisata untuk anak-anak berupa playground yang berlokasi di objek wisata alam Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Hutan Pinus Limpakuwus ini kan tadinya tidak mempunyai wahana untuk anak-anak," kata Konsultan Wisata PT Inhutani V Tunjung Rukmo di Playground Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, Rabu.

Menurut dia, keberadaan Hutan Pinus Limpakuwus selama ini lebih cocok untuk orang tua maupun remaja yang ingin berswafoto di objek wisata alam yang berada pada ketinggian lebih kurang 700 meter di atas permukaan laut itu.

Ia mengatakan hal itu menjadikan anak-anak yang ikut berwisata di tempat tersebut seolah kurang mendapat perhatian karena tidak adanya wahana permainan anak.

"Makanya, kami dari PT Inhutani V ditawari untuk berinvestasi di sini, sehingga kami berinvestasi khusus untuk Playground, supaya anak-anak ikut senang dan gembira. Ketika orang tuanya selfie (berswafoto), anak-anaknya main di Playground ini," katanya.

Baca juga: Sambut Lebaran, Owabong Perbaiki Sejumlah Wahana Permainan

Ia mengatakan pihaknya pada tahap pertama ini menyediakan empat wahana permainan di Playground, yakni spider web, trampolin pohon, kereta hutan, dan taman lalu lintas.

"Kalau memang berjalan dengan baik, kami akan kembangkan lagi karena jatah lahan untuk Playground itu 1,4 hektare, sementara ini kami masih 3.000 meter persegi," jelasnya.

 


Lebih lanjut mengenai empat wahana permainan di Playground, Tunjung mengatakan spider web merupakan wahana untuk berswafoto bagi wisatawan sehingga seolah-olah seperti tokoh spiderman yang berada di jaring.

Menurut dia, wahana permainan trampolin pohon di Indonesia masih jarang, bahkan di Jawa Tengah baru Playground Hutan Pinus Limpakuwus yang punya.

"Di Indonesia masih jarang, saya enggak berani klaim ini yang pertama, tapi masih jarang trampolin pohon," katanya.

Ia mengakui sejak Playground baru dibuka (soft opening) pada tanggal 21 Desember 2019, keberadaan trampolin pohon sangat menarik perhatian wisatawan khususnya anak-anak dan remaja.

Bahkan, kata dia, anak-anak kecil di bawah usia 11 tahun yang paling banyak mencoba permainan trampolin pohon karena mereka rata-rata belum memiliki rasa takut pada ketinggian.

"Biasanya, kalau anak-anak kelas 5-6 SD (usia 11-12 tahun, red.) sudah mulai punya rasa takut," katanya.

Menurut dia, pihaknya menyediakan tiga unit trampolin pohon, dua di antaranya untuk anak-anak kecil dan satu unit lainnya untuk usia remaja dengan berat badan maksimum 70 kilogram. "Tapi, anak-anak boleh juga main di trampolin pohon yang untuk remaja, kalau memang berani," katanya.

Sementara untuk kereta hutan dan taman lalu lintas yang saat ini masih dalam tahap persiapan, kata dia, diharapkan dapat beroperasi secara keseluruhan mulai tanggal 14 Januari 2020.

Ia mengatakan dalam wahana permainan kereta hutan, anak-anak akan diajak berkeliling melihat keindahan Hutan Pinus Limpakuwus dan kota Purwokerto dari ketinggian.

"Kalau untuk taman lalu lintas, ini merupakan sumbangsih kami kepada masyarakat bahwa anak-anak itu harus sudah dikenalkan untuk berlalu lintas dengan baik, tapi dengan cara yang menyenangkan," katanya.

Salah seorang anak yang baru bermain trampolin pohon, Bregas Lanang Wicaksana mengaku tidak takut pada ketinggian meskipun sempat teriak karena takut jatuh.

"Saya tidak takut di ketinggian, cuma takut jatuh. Saya senang permainan ini," kata dia yang berasal Desa Karangjati, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.

Anak lainnya, Condro Lukito mengaku sering bermain trampolin namun untuk trampolin pohon tersebut cukup menakutkan.

"Lumayan takut. Ini beda dengan trampolin biasanya, lumayan serem," kata dia yang berasal dari Majenang, Kabupaten Cilacap. 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024