Logo Header Antaranews Jateng

HR Forum sebut banyak perusahaan berupaya pertahankan karyawan

Selasa, 7 April 2020 17:08 WIB
Image Print
ilustrasi - Perajin industri timbangan tradisional besi cor saat melakukan proses produksi di Kerten Laweyan Solo, Rabu. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto
Solo (ANTARA) - "Human Resources" (HR) Forum Surakarta menyatakan banyak perusahaan yang masih berupaya mempertahankan karyawan di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Saat ini berbagai perusahaan sedang berupaya keras mempertahankan karyawannya. Oleh karena itu, kami membutuhkan kerja sama dari pemerintah daerah," kata Ketua Human Resources (HR) Forum Surakarta Bengawan di Solo, Selasa.

Ia mengatakan sejauh ini perwakilan dari perusahaan-perusahaan tengah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kota Surakarta untuk mencari "win-win solution" agar PHK tidak terjadi.

Baca juga: 1.222 pekerja di Banyumas dirumahkan akibat COVID-19

"Kami butuh bantuan pemerintah karena kami tidak bisa berjuang sendirian. Kami sulit untuk bertahan, tetapi tetap mengusahakan agar karyawan selamat," katanya.

Ia mengatakan salah satu yang diharapkan oleh perusahaan dari pemerintah adalah meminta adanya stimulus untuk tetap bisa mempertahankan karyawan.

"Upaya lainnya adalah kami melakukan efisiensi energi. Dengan pengurangan jam operasional ini sangat membantu kami untuk memangkas kebutuhan listrik, air, dan pengeluaran lain," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, salah satu pertimbangan perusahaan tetap mempertahankan karyawannya adalah dampak ekonomi dari PHK tersebut. Menurut dia, jika PHK massal dilakukan maka tidak sedikit masyarakat yang akan kehilangan sumber penghasilannya.

"Dengan demikian, daya beli masyarakat ikut menurun. Berdampak pada kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi. Kemungkinan terburuk akan timbul kerawanan sosial yang terjadi sebagai imbas kebijakan PHK," katanya.

Ia mencontohkan saat ini tidak sedikit orang yang sudah kehilangan daya belinya, terlihat dari sebagian toko ritel barang sekunder yang tutup sementara waktu akibat rendahnya jumlah pembeli.

"Sekarang orang belanja kebutuhan untuk mencegah tidak terjangkit virus, beli masker dan vitamin. Dua barang ini saja saat ini mahal dan sulit dicari," katanya.

Baca juga: 3.000 pekerja di Semarang dirumahkan



 

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024