Logo Header Antaranews Jateng

Positif COVID-19 di Boyolali bertambah 62 jadi 462 orang

Jumat, 4 September 2020 13:16 WIB
Image Print
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dokter Ratri S. Survivalina saat memberikan keterangan perkembangan COVID-19 di Boyolali, Jumat (4/9/2020) (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, mencatat jumlah warga terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayah itu bertambah 62 orang sehingga totalnya menjadi 462 orang.

"Perkembangan data COVID-19 di Boyolali pada Kamis (3/9) petang, ada tambahan 62 orang, sehingga total menjadi 462 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, dokter Ratri S. Survivalina, di Boyolali, Jumat.

Dia mengatakan dari 462 orang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, terdiri atas 155 masih dirawat di rumah sakit, 18 isolasi mandiri, 267 sembuh, dan 22 meninggal dunia.

Sebanyak 62 orang terkonfirmasi positif tersebut, tersebar hampir di semua kecamatan, kecuali Selo. Beberapa kecamatan itu, antara lain Boyolali, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Teras, Ampel, Cepogo, Karangggede, Nogosari, Klego, Juwangi, Mojosongo, Sawit, Simo, Tamansari, dan Wonogoro.

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia bertambah 1.914 jadi 129.971 orang
Baca juga: Di Purbalingga, pasien COVID-19 bertambah, kini 94 orang


"Jadi hampir semua wilayah Boyolali sudah terdapat terkonfirmasi positif COVID-19, kecuali Kecamatan Selo yang belum atau masih zona hijau," kata Ratri.

Dinkes Boyolali hingga sekarang sudah melaksanakan pemeriksaan sampel tes usap untuk seluruh masyarakat baik yang bersifat penyaringan maupun evaluasi, di mana total yang sudah dilakukan pemeriksaan 5.760 orang.

Jumlah tes usap tersebut yang hasilnya negatif 4.579 orang, terkonfirmasi positif 451 orang dan sisanya masih menunggu hasil.

Ia menyebut ada lima klaster COVID-19 di Boyolali, yakni klaster Semarang dua orang, klater NDS Randusari tujuh orang, klaster petugas lapangan 12 orang, klaster pengawas pemilu 12 orang, dan klaster SUG Simo 26 orang, dan yang belum teridentifikasi tujuh orang.

Ratri menjelaskan dengan meningkatnya jumlah kasus terkonfirmasi positif, soal kapasitas rumah sakit masyarakat tidak perlu khawatir.

Sesuai petunjuk teknis COVID-19 dari Kemenkes dalam revisi lima, katanya, untuk kasus positif tanpa gejala tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Mereka cukup isolasi mandiri, bisa di rumah masing-masing atau tempat tertentu yang disediakan pemerintah desa atau masyarakat sekitar.

Kendati demikian, Pemkab Boyolali sedang menggencarkan program "Jogo Tonggo" untuk mendorong setiap RW menyelesaikan permasalahan kasus di wilayahnya.

"Jika ditemukan warga tanpa gejala bisa dilakukan isolasi mandiri sesuai kemampuan dan dilakukan pengawasan bekerja sama dengan puskesmas dan satgas setempat," kata Ratri.

Namun, jika ditemukan warga bergejala COVID-19 baru, dapat dikirim ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan atau diisolasi.

"Kami dengan strategi 'Jogo Tonggo' itu, jika ada permasalah di Boyolali akan terseleksi, di mana yang membutuhkan perawatan dan yang tidak. Kapasitas rumah sakit di Boyolali masih cukup karena mayoritas yang terkonfirmasi positif tanpa gelaja," katanya.

Rumah Saki Darurat (RSD) COVID-19 Boyolali mempunyai kapasitas 70 tempat tidur dan RSUD Pandan Arang Boyolali 20 tempat tidur, sehingga total 90 tempat tidur.

Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2025