"Talents mapping" diperlukan sebelum UU Ciptaker diundangkan
Senin, 2 November 2020 15:57 WIB
'Talents mapping' ini bertujuan untuk mengenal potensi diri, lalu mempertajam 'skill' di bidang yang diminati.Semarang (ANTARA) - Praktisi dan santri talents mapping Andri Fajria memandang perlu pencari kerja melakukan pemetaan bakat (talents mapping) sebelum pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja yang bakal membuka peluang lapangan kerja bagi generasi muda di Tanah Air.
"Talents mapping ini bertujuan untuk mengenal potensi diri, lalu mempertajam skill di bidang yang diminati supaya memiliki kompetensi yang baik dalam persaingan mendapatkan pekerjaan," kata Andri Fajria menjawab pertanyaan ANTARA via percakapan WhatsApp, Senin.
Baca juga: UU Cipta Kerja dinilai memangkas kewenangan MUI dalam JPH
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (9/10), menjelaskan bahwa UU Cipta Kerja bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi para pencari kerja serta para pengangguran.
Presiden mengungkapkan setiap tahun ada sekitar 2,9 juta penduduk usia kerja baru anak muda yang masuk ke pasar kerja sehingga kebutuhan atas lapangan kerja baru sangat-sangat mendesak, apalagi di tengah pandemi terdapat kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta pekerja terdampak COVID-19.
Jokowi menyebutkan sebanyak 87 persen dari total penduduk bekerja memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA ke bawah, dan 39 persen di antaranya berpendidikan sekolah dasar sehingga perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru, khususnya di sektor padat karya.
Lebih lanjut Andri Fajria yang juga alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) mengemukakan bahwa talents mapping ini juga bermanfaat bagi calon pengusaha untuk mengenali potensi dirinya, lalu menentukan jenis usaha dan mengetahui mitra yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha.
Menurut dia, talents mapping ini juga perlu dilakukan oleh pemimpin perusahaan untuk memilih dan menempatkan orang-orang yang tepat untuk setiap pekerjaan supaya target-target perusahaan bisa tercapai secara efektif dan efisien.
"Strategi yang paling murah adalah reposisi agar setiap karyawan ditempatkan di bidang pekerjaan yang paling sesuai dengan bakatnya," kata Andri Fajria yang pernah ngetop sebagai "Raja Kambing dari ITB".
Bagi calon pensiunan, lanjut dia, untuk mengenali potensi dirinya supaya tepat dalam memanfaatkan dan mengelola uang pensiun sambil terus menebar manfaat kepada masyarakat.
Baca juga: Presiden Jokowi: UU Cipta Kerja jadi jalan reformasi struktural bagi UMKM
Baca juga: UU Cipta Kerja akselerasi perpaduan bank tanah dan "ABCG"
Pewarta : Kliwon
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024