Kawasan Pecinan Kota Magelang bakal dihidupkan kembali
Rabu, 2 Juni 2021 13:04 WIB
Magelang kok sepi sekarang. Ya, memang jalannya rapi, tapi kita butuh keseimbangan. Salah satunya adalah rekayasa lalu lintas dan transportasi modern, ini yang dibutuhkan di PecinanMagelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang, Jawa Tengah, Muchamad Nur Aziz menggagas pentingnya modernisasi transportasi untuk menghidupkan kembali kawasan pusat pertokoan Pecinan di daerah itu.
"Magelang kok sepi sekarang. Ya, memang jalannya rapi, tapi kita butuh keseimbangan. Salah satunya adalah rekayasa lalu lintas dan transportasi modern, ini yang dibutuhkan di Pecinan," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang, yang diterima di Magelang, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan hal itu saat peresmian Gapura Bhinneka Tunggal Ika di Pecinan, Jalan Pemuda Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021) sebagai upaya membangkitkan lagi geliat ekonomi di kawasan itu. Pembangunan gapura itu secara mandiri oleh kalangan pengusaha di Pecinan.
Baca juga: Wayang "Pandawa Syukur" pungkasi peringatan hari jadi Kota Magelang
Saat dirinya masih kecil, katanya, kawasan Pecinan selalu ramai aktivitas masyarakat. Namun, pemandangan berbeda sejak beberapa dekade terakhir, dengan kondisi Pecinan yang cenderung sepi. Wali Kota Aziz yang berpasangan dengan Wakil Wali Kota M Mansur menjabat sebagai kepala daerah setempat mulai akhir Februari 2021.
Ia mengemukakan kondisi transportasi umum saat ini masih sama dengan situasi pada 1991, sehingga perlu modernisasi transportasi agar Pecinan kembali ramai.
"Kota Magelang harus punya Trans-Magelang, seperti di Semarang, Yogya, dan kota-kota besar lainnya, terutama bisa menghubungkan antara Borobudur, yang jadi superprioritas, sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi baru," katanya.
Pada era 1970-1980-an, kawasan Pecinan Magelang menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di wilayah eks-Keresidenan Kedu yang meliputi Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, dan Kebumen.
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Magelang Slamet Santoso menjelaskan ide pembangunan gapura ini tercetus dari beberapa tokoh pengusaha setempat, seperti David Herman Jaya dan Paul Candra Wesi Aji.
"Ide ini muncul empat tahun lalu ketika ada isu akan dibangun Jalan Tol Yogyakarta-Borobudur-Magelang. Khawatirnya dengan pembangunan tol ini akan meredupkan Jalan Pemuda (Pecinan Kota Magelang)," katanya di sela peresmian Gapura Bhinneka Tunggal Ika, kawasan Pecinan Kota Magelang.
Ia khawatir pembangunan jalan tol berdampak kelesuan perdagangan di Kota Magelang. Saat ini saja, Pecinan sepi terdampak pandemi COVID-19.
Popularitas Pecinan Magelang, ujarnya, terus meredup sejak era 1990-an hingga saat ini. Bahkan, jam operasional pertokoan hanya sampai pukul 20.00 WIB, sehingga membuat kawasan tersebut sepi ketika malam hari.
"Harapannya, Gapura Bhinneka Tunggal Ika sebagai ikon kalau Pecinan kembali gemerlap sekarang. Ditambah dalam waktu dekat, pohon-pohon peneduh akan diberi lampu hias, supaya kesannya kalau malam tidak sepi, tidak sunyi. Nanti jam operasional toko juga ditambah sampai jam 21.00 WIB," ujarnya.
Ia menyebutkan berbagai rencana itu untuk meramaikan kembali Pecinan. Apalagi adanya 500 perusahaan, baik besar maupun kecil, ditambah ribuan karyawan bekerja di kawasan Pecinan, akan menjadi "pompa keramaian" suasana Jalan Pemuda Kota Magelang, seperti empat dekade lalu.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024