Pengidap varian Delta tak butuh karantina lama, tapi harus lebih sering tes
Selasa, 29 Juni 2021 10:58 WIB
Dalam opininya yang dimuat sejumlah media di China, Senin (28/6), Zhong juga mengatakan bahwa ada perbedaan definisi "kontak dekat" antara COVID-19 varian sebelumnya dengan varian Delta.
Jika varian sebelumnya, "kontak dekat" merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam kantor yang sama, keluarga, ruang pertemuan atau makan bersama dalam jarak 1 meter.
"Namun 'kontak dekat' dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi 4 hari sebelum mengalami gejala penyakit," ujar profesor yang pertama kali berpendapat masa inkubasi COVID-19 selama 14 hari itu.
Menjawab pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China, Zhong menjawab tidak memerlukan waktu lebih lama seperti varian sebelumnya.
"Oleh karena secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya," ujar Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China itu.
Pendapat Zhong tersebut berdasarkan penelitian atas ditemukannya beberapa kasus varian Delta di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China yang menerima kedatangan 90 persen pengguna penerbangan internasional.
Baca juga: Vaksin penguat dibutuhkan bagi suntikan J&J saat varian Delta menyebar
Baca juga: Sinovac klaim vaksinnya tetap efektif kurangi gejala Delta di Indonesia
Pewarta : M. Irfan Ilmie
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024