Logo Header Antaranews Jateng

Hari Kucing Sedunia, fakta yang perlu diketahui tentang hewan peliharaan ini

Minggu, 8 Agustus 2021 08:27 WIB
Image Print
Ilustrasi kucing sebagai hewan peliharaan. ANTARA/Livia Kristianti
Jakarta (ANTARA) - Hari Kucing Sedunia jatuh tepat pada hari ini 8 Agustus yang dirayakan di seluruh dunia.

Perayaan ini diinisiasi oleh komunitas International Fund for Animal Welfare (IFAW) untuk memperingati persahabatan manusia dengan anak bulu berkaki empat itu.

Sudah dirayakan sejak 2002, artinya peringatan Hari Kucing Sedunia sudah dilakukan hampir 20 tahun lamanya.

Selain menjadi salah satu hewan domestikasi paling banyak yang dipelihara di rumah, kucing memiliki fakta- fakta menarik yang masih perlu Anda ketahui.

Berikut beberapa fakta menariknya dirangkum dari berbagai sumber:

1.Tetap bisa kawin meski steril
Kucing yang sudah disteril atau dimandulkan ternyata masih tetap bisa menyalurkan birahinya dan melakukan kawin.

Fakta ini ditemukan pada sebagian kucing yang sudah disteril namun tetap bisa melakukan kawin dengan lawan jenisnya.

Mengutip VCA Hospitals, meski 90 persen birahi kucing menyurut pasca menjalankan proses sterilisasi atau pemandulan tetap masih ditemukan kucing steril yang bisa melakukan kawin.

Steril kucing merupakan salah satu kewajiban yang perlu ditunaikan oleh pemilik hewan peliharaan ini.

Karena selain menjaga kesehatan kucing, juga bisa menjaga kesejahteraan mahluk hidup yang bukan manusia itu.

Ada pun dari segi kesehatan kucing bisa terhindar dari penyakit- penyakit kronis seperti kanker rahim pada betuna atau pun kanker prostat pada jantan.

Sementara dari kesejahteraan, pemilik membantu pemerintah dalam hal pengontrolan populasi sehingga kucing tidak melahirkan secara masif yang dikhawatirkan berujung pada penelantaran.

2. Bisa lompat 6 kali lipat dari panjang badannya
Selain pintar dalam hal membersihkan diri, rupanya kucing juga merupakan hewan yang pintar untuk melakukan aktivitas fisik.

Pada kucing- kucing yang sehat rupanya mereka bisa melompat dengan jarak 6 kali lipat dari panjang badannya.

Misalnya kucing dengan panjang 60 centimeter, artinya ia bisa melompat setinggi 360 centimeter.

Fakta ini dilansir dari situs Cat Wisdom 101, yang menyebutkan lompatan tinggi itu berguna ketika anak bulu sedang mengikuti instingnya dalam misi berburu. Biasanya kucing berburu serangga atau hewan kecil yang bisa terbang seperti capung, kupu-kupu, hingga burung.

Dengan melompat, kucing pun turut memenuhi kebutuhan dasarnya untuk bisa mengekspresikan diri meski tinggal di dalam rumah.

Oleh karena itu, pawparents harus bisa mengakomodasikan waktu dan tempat atau ruang khusus untuk kucing agar bisa melatih kelincahan dan gerakan kucing kesayangan anda.
Ilustrasi kucing sebagai hewan peliharaan. (ANTARA/Livia Kristianti)

3. Jadikan kumisnya sebagai sensor ukur jarak
Jika anda memahami cara menyetir kendaraan, maka anda pasti tahu betapa pentingnya kehadiran sebuah spion.

Nah sama halnya dengan manusia yang membutuhkan spion saat menyetir kendaraan untuk bermanuver, kucing juga membutuhkan kumisnya untuk dapat melakukan mobilisasi dengan baik khususnya di siang hari.

"Kumis kucing itu istimewa. Kumis yang dimiliki kucing itu minimal seukuran lebar tubuhnya. Nah itu digunakan mereka sebagai sensor untuk mengukur jarak atau bergerak khususnya di siang hari karena kalau siang hari pengelihatan mereka tidak bagus," kata Dokter Hewan Novi Wulandari yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Oleh karena itu, sebagai orang tua yang bertanggung jawab pada kebutuhan kucing sebaiknya anda jangan memotong apalagi mencabut kumisnya agar kucing bisa tetap melakukan kegiatannya dengan lincah dan riang.

Di samping itu, ketika anda sedang berkendara di siang hari dan menemui kucing pastikan anda tidak menyorot lampu ke arah muka atau pun mata kucing agar mobilisasi yang dilakukan oleh kucing bisa berlangsung optimal mengingat pengelihatannya yang buruk di siang hari.

4.Hewan yang memahami emosi dengan baik
Kucing ternyata merupakan hewan dengan pemahaman emosi yang baik loh.

Ia bisa memahami perasaan senang, sedih, hingga marah yang dialami manusia atau pun sesama kawanan kucing.

Maka dari itu jangan heran sering kali ditemukan kisah- kisah menarik dari lekatnya seekor kucing dengan manusia.

Seperti misalnya artis Dikta dan kucingnya Jimbon yang sering membagikan kelucuan dan hubungan manis mereka di instagram lewat akun @dikta, atau seperti kisah Kucing Bob dan musisi Bowen di London yang membuat kisahnya diangkat ke Layar Lebar hingga memiliki penjualan buku lebih dari 8 juta kopi di seluruh dunia.

Penelitian dari National Center for Biotechnology Information menjelaskan kucing bisa memahami emosi secara baik karena bisa mengintegrasikan visual seperti mimik muka dan gestur tubuh dengan intonasi suara yang sedang dilakukan baik oleh sesama kucing maupun pemiliknya.

Dalam hasil lanjutannya, Angelo Quaranta dalam penelitian itu menjelaskan bahwa lewat pemahaman emosi itu rupanya kucing bisa menentukan sebuah relasi akan dibawa ke arah seperti apa.

Oleh karena itu, Cat Lovers harus berupaya maksimal memberikan respon positif yang sesuai kebutuhannya agar hubungan bersama sang anak bulu bisa bertahan lebih lama berbarengan dengan kualitas hidup yang optimal.

Sebisa mungkin buat suasana yang nyaman agar kucing pun bisa betah dan selalu lekat dengan anda pemiliknya.

5.Perlu dipenuhi kebutuhan vaksin
Kucing yang sudah dipelihara dan memiliki majikan rupanya memiliki kebutuhan yang cukup tinggi dari segi kesehatan.

Dokter Hewan Novi mencatat vaksin menjadi salah satu tanggung jawab pemilik kucing untuk dilakukan setiap tahunnya.

Pada saat awal anda memutuskan untuk mengadopsi atau merawat kucing, vaksin menjadi alat penting untuk menjaga kesehatan fisik kucing.

Ada dua jenis vaksin yang seringjali diberikan pada kucing.

Untuk vaksin umum mengandung tiga langkah pencegahan pada wabah, seperti Distemper atau Panleukopenia, parvo, serta infeksi saluran pernafasan.

Ada juga vaksin khusus seperti vaksin rabies yang muncul untuk membantu kucing bisa terhindar dari bahaya rabies.

Di DKI Jakarta misalnya, Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) membagikan secara gratis vaksin rabies untuk tetap menjaga Jakarta Bebas Rabies selama hampir 15 tahun lamanya.

Selain vaksinasi rutin dan khusus anda juga perlu memberikan pengecekan kesehatan minimal setiap 6 bulan sekali.

Hal itu penting supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kondisi kronis atau darurat.



Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024