Logo Header Antaranews Jateng

IDI Banjarnegara sarankan penambahan pos pelayanan infeksi

Jumat, 22 Oktober 2021 15:06 WIB
Image Print
Ketua IDI Kabupaten Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB. ANTARA/HO-RS Islam Banjarnegara
Banjarnegara (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyarankan pemerintah untuk menambah pos pelayanan infeksi sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya gelombang ketiga penularan COVID-19.

"Pemerintah harus bergandeng tangan, bersama-sama menghadapi gelombang tersebut. Perlu ada pos infeksi yang dimanfaatkan oleh masyarakat, selain posyandu yang sudah ada sejak lama," kata Ketua IDI Kabupaten Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB dalam keterangannya di Banjarnegara, Jumat.

Ia mengatakan pos pelayanan infeksi tersebut bisa dibentuk dari pemerintah pusat hingga desa, bahkan di tingkat RT dan pembentukan pos semacam itu dapat mengeliminasi biaya pasien saat berada di rumah sakit.

Menurut dia, kebijakan pemerintah seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), vaksin, dan sebagainya sudah cukup memiliki kekuatan hukum serta telah dapat dilihat hasilnya, namun sifatnya penanggulangan secara individual.

Ia optimistis dengan adanya pos pelayanan infeksi mampu menjadi benteng proteksi yang semakin optimal.

"Saatnya mengeliminasi kemungkinan dampak pandemi, 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) masyarakat sudah hafal. Saatnya mendirikan pos infeksi," kata Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara itu.

Selain pos pelayanan infeksi, Agus juga meminta masyarakat untuk sadar diri dengan memproteksi secara mandiri.

Menurut dia, sistem kesehatan lancar jika ekosistem yang dibangun dipahami.

"Dokter dengan segala risiko juga sudah paham, perawat yang tadinya mending mengundurkan diri karena takut COVID-19 juga sudah siap dan seterusnya jika siap semua, maka ekosistem kesehatan akan terealisasi dengan baik," katanya.

Ia mengharapkan masyarakat memanfaatkan platform kesehatan telemedicine, salah satunya Digidoc yang memiliki alat remote medical consultation yang selangkah lebih maju dibandingkan dengan layanan konsultasi kesehatan jarak jauh lainnya yang ada selama ini.

"Setidaknya masyarakat harus bisa memanfaatkan sesuai regulasi dan membantu di saat pandemi karena mengurangi kontak dengan presisi yang akurat. Jadi, semoga bisa membantu ekosistem teknologi kesehatan di Banjarnegara, dan seharusnya pemerintah daerah serta masyarakat khususnya tenaga kesehatan membantu suksesnya membentuk ekosistem kesehatan yang lebih presisi terutama di masa pandemi," kata Agus yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Digital Terintegrasi Indonesia (Perdigti).

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Islam Banjarnegara Joni Krismanto mengatakan pihaknya siap jika sampai terjadi gelombang ketiga COVID-19.

Pihaknya sudah mempersiapkan jumlah tempat tidur khusus untuk pasien COVID-19 yang mencapai 86 buah, ruang isolasi yang berkapasitas 60 tempat, serta ruang perawatan intensif (Intensive Care Unit/ICU) yang dilengkapi dengan enam tempat tidur, peralatan High Flow Nasal Cannula (HFNC), dan ventilator serta ruang karantina dengan 20 tempat tidur.

"Terkait dengan kebutuhan oksigen, kami punya satu pemasok tetap dan satu pemasok tidak tetap, sedangkan untuk tenaga medis ada tiga dokter spesialis dan enam dokter umum. Secara umum apabila terjadi gelombang ketiga, kami siap, tapi kita berdoa untuk tidak terjadi," kata Joni. 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024