Logo Header Antaranews Jateng

Studi sungai Liyangan Temanggung temukan struktur batu bermotif padma

Senin, 15 November 2021 08:18 WIB
Image Print
Petugas BPCB membersihkan batu bermotif padma dari tanah yang menempel di batu yang ditemukan saat studi teknis pelurusan sungai di kawasan Situs Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, jawa Tengah. ANTARA/Heru Suyitno
Temanggung (ANTARA) - Tim studi teknis pelurusan sungai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi
Jawa Tengah di kawasan Situs Liyangan di lereng Gunung Sumbing, Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menemukan struktur batu bermotif padma.

"Saat melakukan ekskavasi untuk melihat jejak sungai, kami menemukan struktur batu satu lapis dan juga ditemukan seperti umpak batu bermotif padma," kata Kepala Kelompok Kerja Pemugaran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jateng Eri Budiarto di Temanggung, Senin.

Ia menuturkan batu bermotif padma yang ditemukan di seberang sungai dari candi utama itu bisa untuk dudukan arca atau juga bisa berfungsi sebagai umpak.

Baca juga: Situs Liyangan Temanggung direstorasi

"Tetapi konteks di sekitarnya tidak ada. Jadi kami belum bisa mengindikasikan itu bagian dari apa," katanya.

Menurut dia motif padma biasanya sering ditemukan di bangunan dengan latar belakang agama Buddha, tetapi Situs Liyangan ini merupakan kompleks Hindu.

"Bisa jadi karena memang kami tidak tahu perpaduan Hindu-Buddha seperti apa. Seperti di Candi Sewu yang merupakan Candi Buddha, tetapi di situ juga ditemukan yoni yang biasa ditemukan di candi Hindu," katanya.

Ia menyampaikan mungkin dulu sudah ada akulturasi antarmasyarakat berbeda agama, sebetulnya toleransinya sudah bagus, tetapi karena konteksnya belum jelas, pihaknya belum bisa menerangkan temuan ini apa.

Ia menyampaikan studi teknis pelurusan sungai yang melibatkan ahli geologi dan juga ahli sumber daya air ini untuk mengecek aliran sungai yang berada di kawasan Situs Liyangan ini memang sungai asli atau karena hujan yang cukup deras akhirnya membentuk aliran.

"Namanya memang pelurusan sungai tetapi bukan berarti kami akan meluruskan sungai," katanya. 


 

Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024