Pengamat: Harkitnas momentum kebangkitan industri pariwisata

Jumat, 20 Mei 2022 21:34 WIB

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.

Purwokerto (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dapat dijadikan momentum untuk kembali membangkitkan industri pariwisata yang sempat terdampak pandemi COVID-19.

"Setidaknya ada tiga komponen yang dapat memanfaatkan momentum Kebangkitan Nasional untuk kembali membangkitkan industri pariwisata di Tanah Air," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Ia memaparkan tiga komponen tersebut adalah masyarakat atau wisatawan, pemerintah, serta pengusaha dan pelaku pariwisata.

"Masyarakat dapat menjadikan semangat kebangkitan nasional untuk kembali bergairah melakukan perjalanan wisatanya setelah lebih dari dua tahun menahan diri akibat COVID-19," katanya.

Momentum kebangkitan untuk berwisata, kata dia, didukung oleh kebijakan pemerintah yang melonggarkan aturan bermasker di tempat terbuka.

"Kebijakan ini mengindikasikan bahwa kasus COVID-19 di Indonesia sudah melandai. Dengan demikian masyarakat dapat berwisata secara lebih nyaman dan leluasa di objek wisata. Terlebih lagi, ada kebijakan tidak perlu lagi tes COVID-19 bagi masyarakat yang sudah divaksin dosis lengkap untuk melakukan perjalanan," katanya.

Kebijakan tersebut, kata dia, dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan membangkitkan kembali sektor transportasi pendukung pariwisata.

Sementara itu, momentum Harkitnas dapat memacu kembali sektor pariwisata agar bangkit dan pulih, dengan meningkatkan angka kunjungan wisata dan membangkitkan sektor pariwisata dengan konsep berkelanjutan, baik secara sosial, budaya, ekonomi, maupun lingkungan.

Sementara bagi pengusaha dan pelaku pariwisata, kata dia, momentum Harkitnas dapat dijadikan motivasi untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.

"Wisatawan yang terdampak pandemi secara ekonomi dan psikologis memerlukan stimulus pelayanan yang lebih dari pelaku pariwisata," katanya.

Dia menambahkan bahwa program promosi seperti potongan biaya menginap di hotel, transportasi, atau mengunjungi objek wisata dapat menjadi salah satu contoh upaya untuk membangkitkan kembali semangat berwisata.

"Selain itu, suguhan atraksi wisata bagi wisatawan juga menjadi bagian dari pelayanan yang diharapkan wisatawan untuk menikmati kembali suasana santai setelah dilanda ketegangan selama pandemi," katanya.