Iskandar Widjaja-Astuti Kusumo kolaborasi konser untuk penyintas kanker
Jumat, 15 Juli 2022 14:48 WIB
Keterangan pers diterima di Magelang, Jumat, menyebutkan kedua maestro tampil pada acara di Hotel Tentrem Yogyakarta yang digelar Lions Club Yogyakarta Tugu Mataram (LCYTM), Lions Club Solo Mustika (LCSM), dan Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI).
"Bersama Iskandar akan tampil pelukis Astuti Kusumo. Seniman autodidak ini akan melukis secara langsung selama Iskandar Widjaja tampil di panggung. Hasil perolehan konser ini untuk mereka (anak-anak penyintas kanker, red.)," kata juru bicara panitia acara dari Lions Club Yogyakarta Tugu Mataram, A.A. Kunto A.
Ia mengatakan konser tersebut secara khusus diselenggarakan untuk anak-anak penyintas kanker di Gunungkidul, D.I. Yogyakarta.
Sebab, katanya, menurut YKAI ada banyak anak penyintas kanker di Gunungkidul yang butuh dukungan, antara lain dana untuk pengobatan dan moda transportasi mereka untuk berobat.
"Untuk moda transportasi, yang sebelumnya direncanakan berupa pembelian ambulans, sudah terpenuhi berkat bantuan dari LazisNU, yakni peminjaman unit ambulans untuk kebutuhan pengobatan anak-anak," katanya.
Dalam konser mendatang, 14 lagu bernuansa gembira dibawakan Iskandar Widjaja sebagai pesan tentang optimisme anak-anak penyintas kanker untuk meraih impinan masa depan.
Dalam kegembiraan itu pula, kata dia, Astuti Kusumo pelukis yang lahir dan tumbuh di Yogyakarta tampil bersama Iskandar Widjaja.
Pelukis memamerkan karya-karyanya yang warna-warni dan bernuansa cerah di lobi hotel, selama 17-20 Juli 2022, dalam tajuk "The Beauty of Gunungkidul" dengan kurator Hikmah Rachma.
Melalui karyanya, Astuti secara spesifik melukis Gunungkidul dari sisi selatan. Ia seakan berada di atas Samudera Indonesia, sedangkan Gunungkidul ada di pangkuannya sehingga daerah itu direpresentasikan dalam wujud tebing karang, ombak, dan kerumunan manusia di pantai.
Setiap lukisan dengan dominasi warna biru, dibuatnya setelah mendatangi objek, mengelilinginya dari berbagai sisi, dan menuangkan secara "brustroke" (spontan dan liar) dengan teknik impasto (semua warna tumpeng tindih).
"Seperti hendak meyakinkan bahwa selalu ada harapan di segala situasi," ucapnya.
Kurator Hikmah Rachma menyebut karya Astuti Kusumo --seperti dalam lukisan berjudul “Changing Tide”-- merupakan refleksi, sarana meditasi, dan komunikasinya pada Tuhan.
"Di situ Astuti melukis sebuah pantai sebagai bentuk penghargaan dan rasa syukur atas keindahan yang Tuhan ciptakan," ujarnya.
Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024