Logo Header Antaranews Jateng

Apmiso puji Gubernur Jateng atasi naiknya harga cabai-bawang

Jumat, 15 Juli 2022 19:48 WIB
Image Print
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso (Apmiso) Nasional Lasiman. ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng
Semarang (ANTARA) -
Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso Seluruh Indonesia mengapresiasi langkah cepat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menangani melambungnya harga cabai dan bawang merah.

Ketua Umum Apmiso Nasional Lasiman di Semarang, Jumat, mengatakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sangat solutif dengan memerintahkan Dinas Ketahanan Pangan setempat untuk menggelar operasi pasar terkait harga cabai dan bawang yang melambung tinggi.

"Soal cabai dan bawang merah, Pemprov Jateng langsung menggelar semacam operasi pasar karena harga tidak menentu dan tinggi. Operasi pasar sesuai perintah Pak Gubernur, hasilnya harga dua komoditas tersebut langsung turun," katanya.

Ia menyebut, setelah operasi pasar yang dikoordinasi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, harga dua komoditas tersebut langsung turun harga.

Baca juga: Harga cabai rawit merah di Purwokerto diatas Rp100 ribu/kg

Cabai rawit yang harga sebelumnya sekitar Rp75.000 per kilogram turun menjadi Rp60.000 per kilogram, harga bawang merah yang mulanya Rp60.000 menjadi Rp45.000 per kilogram.

Menurut dia, penurunan harga dua komoditas tersebut berdampak positif bagi pedagang mi dan bakso.

"Cabai dan bawang merah jadi salah satu yang penting komponen mi dan bakso. Jadi, kalau harga tinggi sangat berpengaruh terhadap biaya produksi dan penghasilan. Oleh karena peran Pak Ganjar, pedagang mi dan bakso dapat harga jauh lebih murah," ujarnya.

Baca juga: Harga cabai rawit merah di Purwokerto Rp110.000/kg

Selain operasi pasar, Lasiman mengungkapkan bahwa Gubernur Ganjar Pranowo menyubsidi para pedagang mi dan bakso sehingga dapat membeli langsung dari petani. "Iya kami bisa membeli cabai dan bawang merah langsung ke petani dengan harga jauh lebih murah," katanya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Dyah Lukisari menambahkan bahwa kenaikan harga cabai rawit dan bawang merah dipicu minimnya produksi di luar daerah Jateng.

"Tingginya harga itu karena di luar daerah membeli dari Jateng sehingga petani setempat menginginkan harganya juga seperti yangh ada di daerah lain," ujarnya.

Baca juga: Harga cabai di pasar tradisional Kudus Rp90.000 per kilogram

Dari tingginya harga tersebut, Pemprov Jateng mensubsidi, terutama ke pedagang mi dan bakso dalam mendapatkan cabai dan bawang merah.

Sejauh ini, pihaknya telah membeli 1,5 ton cabai rawit dari Kabupaten Boyolali, dan 2 ton bawang merah dari Kabupaten Brebes.

"Jadi, Pemprov memberikan subsidi melalui CSR Bank Jateng. Caranya, Pemprov melalui Citra Mandiri Jateng (CMJT) salah satu BUMD membeli cabai Rp65.000 per kilogram dan bawang merah Rp45.000 per kilogram.

Baca juga: Cuaca picu gagal panen petani cabai

Lalu, dijual ke pedagang mi dan bakso lebih rendah atau turun Rp5.000 per kilogramnya. Nah, biar petani juga untung, dari kami juga memberikan tambahan Rp1.500 per kilogramnya. Istilahnya uang transport pengiriman barangnya," katanya.
Selain subsidi, lanjut Dyah, pihaknya masih akan terus melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga bahan pokok, terutama cabai dan bawang merah.
 
"Operasi pasar kami lakukan memang khusus bagi konsumen besar, bukan pedagang kecil. Setelah ada operasi pasar memang harga turun, tapi masih belum stabil sehingga kita masih akan lakukan operasi pasar," ujarnya.(LHP)


Pewarta :
Editor: Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2024