Logo Header Antaranews Jateng

Harga jual tahu tempe oleh perajin di Kudus tetap

Minggu, 11 September 2022 15:37 WIB
Image Print
Aktivitas produksi tahu di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus (ANTARA) - Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga kini belum menaikkan harga meskipun pemerintah telah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

Suntono, salah satu produsen tempe di Kecamatan Jati, Kudus, Minggu, mengakui belum berniat menaikkan harga jual tempe. "Misal, jika sebelumnya dengan uang Rp3.000 bisa mendapatkan tempe berukuran 20 sentimeter, saat ini ukurannya dikurangi menjadi lebih pendek untuk disesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku," ujarnya.

Sebelum ada kenaikan harga BBM, kata dia, harga jual kedelai sudah naik dan ia telah menyesuaikan. Sehingga kalau harga dinaikkan, ia khawatir akan mempengaruhi penjualan..

Kapasitas produksi setiap harinya, diakui masih stabil dengan kebutuhan bahan baku kedelai hingga 150 kuintal.

"Jika harga jual kedelai ternyata naik lagi tentunya akan melihat biaya produksinya, ketika keuntungan menipis tentunya terpaksa menaikkan harga jual. Infonya akan ada kenaikan harga kedelai impor hingga 15 persen dari harga jual saat ini Rp12.150/kg," ujarnya.

Perajin Tahu Karangbener Kudus Bambang Sutrisno juga mengakui hal yang sama bahwa kapasitas produksinya masih tetap sama, yakni 50 masakan per harinya. Sedangkan harga jual juga tidak mengalami kenaikan.

"Maklum saja, karena sebelumnya harga jual kedelai sudah berulang kali naik sehingga kenaikan harga jual tahu tidak bisa dilakukan setiap saat karena harus mempertimbangkan daya beli masyarakat," ujarnya. 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024