Logo Header Antaranews Jateng

Memahami kanker prostat, diagnosis dan efek samping pengobatan

Rabu, 2 Agustus 2023 13:23 WIB
Image Print
Dr Wong Siew Wei, Konsultan Senior dan Ahli Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura/HO-Pribadi
Pengobatan kanker prostat dapat memengaruhi fungsi seksual pria, antara lain penurunan libido (gairah seks), disfungsi ereksi, kesulitan mencapai orgasme, dan masalah ejakulasi.

“Disfungsi seksual seringkali merupakan efek samping pengobatan kanker prostat yang jarang dilaporkan, kanker paling umum kelima pada pria Indonesia,” jelas Dr Wong.

Kanker prostat lokal biasanya diobati dengan pembedahan atau radioterapi. Namun, pembedahan dan radioterapi membawa beberapa risiko merusak kumpulan kecil saraf yang mengontrol ereksi yang berjalan di kedua sisi prostat. Ini dapat mempengaruhi fungsi ereksi untuk beberapa pria setelah perawatan.

Peluang mempertahankan fungsi ereksi setelah perawatan dipengaruhi oleh usia, fungsi seksual sebelum perawatan, dan apakah pendekatan pengawetan saraf dapat digunakan. Pasien dengan tumor yang sangat besar memiliki peluang lebih kecil untuk melestarikan saraf ereksi. Pasien yang lebih muda memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapai ereksi setelah operasi, tetapi bisa memakan waktu beberapa bulan hingga dua tahun setelah operasi untuk ereksi spontan kembali.

Untuk pasien yang berisiko tinggi kanker dapat kambuh, dan dalam kasus di mana kanker telah menyebar ke luar prostat, terapi kekurangan androgen (ADT) adalah tulang punggung pengobatan utama. dapat digunakan untuk pengobatan. Sayangnya, penggunaan ADT dalam jangka panjang akan mengakibatkan penurunan kadar testosteron, yang dapat menyebabkan penurunan hasrat seksual dan disfungsi ereksi.

Pengobatan kanker prostat dengan cara operasi dan radioterapi biasanya menyebabkan kemandulan. Operasi tersebut tidak hanya mengangkat prostat dan vesikula seminalis yang menghasilkan semen untuk transportasi sperma, tetapi juga memotong vas deferens atau saluran sperma yang merupakan jalur antara testis (tempat diproduksinya sperma) dan uretra (tempat keluarnya sperma dari tubuh).

Radioterapi prostat dan vesikula seminalis merusak produksi air mani, dan juga dapat mengganggu sebagian produksi sperma di testis. Karena kanker prostat umumnya menyerang pria berusia 60 tahun ke atas, banyak pasien pada usia ini tidak begitu peduli dengan kesuburan setelah pengobatan.

Mempertahankan fungsi



COPYRIGHT © ANTARA 2024