Pemkot Semarang akan tambah pohon kurangi dampak polusi
Selasa, 5 September 2023 08:51 WIB
"Pohon (jenis, red.) apa saja, asalkan bukan trembesi. Trembesi sebenarnya bagus, tapi di daerah pinggir yang tidak pakai trotoar ya," kata Sekretaris Disperkim Kota Semarang Murni Ediyati di Semarang, Senin.
Disperkim sedang mengkaji jenis pohon yang akan ditanam di sejumlah kawasan untuk menyesuaikan dengan tipikal dan kondisi suatu wilayah karena memang berbeda-beda.
"Kayak di kawasan Kaligawe, misalnya. Kalau nanam pohon pule di Kaligawe ya mati. Karena banjir, airnya asin. Makanya, di situ harus ditanam pohon yang kuat (terdampak, red.) air asin," katanya.
Untuk kawasan Semarang atas, kata dia, semua jenis pohon bisa dan cocok ditanam, tetapi akan dipilih yang tipikal akarnya tidak merusak trotoar dan jalan.
"Nanti (ditanam, red.) di daerah pinggir-pinggir, seperti Kaligawe, Mangkang, Pudakpayung, Jangli. Jalan Baru Undip (Universitas Diponegoro Semarang, red.) juga," katanya.
Namun, dia mengakui, untuk penanaman pohon tidak akan dilakukan dalam waktu dekat karena kondisi cuaca masih belum memungkinkan, yakni kemarau, apalagi seiring dampak El Nino.
"Nanti musim hujan ya, karena sekarang bukan musim tanam, musim kering," kata Pipik, sapaan akrab Murni Ediyati.
Kualitas udara di "Kota Atlas" --sebutan Kota Semarang-- dilaporkan rata-rata berada dalam kategori kuning hingga oranye sehingga masyarakat harus berhati-hati beraktivitas di luar, terutama kelompok sensitif
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr Abdul Hakam menjelaskan kelompok sensitif yang dimaksud, antara lain anak kecil, orang tua, orang yang mempunyai riwayat penyakit asma, sakit paru yang disarankan kalau bepergian atau ke luar rumah harus memakai masker.
Mengacu data laman iqair.com, kualitas udara tingkat oranye terlihat pada Jumat (25/8) dengan nilai 142 AQI (indeks kualitas udara), Sabtu (26/8) dengan 120 AQI, Minggu (27/8) mulai kuning dengan 100 AQI dan Senin (28/8) dengan nilai 88 AQI.
Di laman sama, ada prakiraan polusi udara masih di warna oranye untuk sepekan lalu, yakni Selasa (29/8) 143 AQI, Rabu (30/9) 128 AQI, Kamis (1/9) 135 AQI, Jumat (2/9) 121 AQI, Sabtu (3/9) 119 AQI, dan Minggu (4/9) 102 AQI.
"Di bawah 50 AQI itu yang diinginkan. Biasanya Mijen, Gunungpati yang tanaman cukup banyak sehingga oksigen yang dihasilkan oke. Untuk 50-100 AQI ini sedang, di atas 100 AQI itu sensitif terhadap yang punya kerentanan," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024