Logo Header Antaranews Jateng

Perhumas: PR harus cerdas dan cerdik

Selasa, 30 April 2024 21:29 WIB
Image Print
Wakil Sekretaris Umum BPP Perhumas Fardila Rahmilliza pada acara talkshow & sharing session dengan tema sebagai seorang humas jalan manakah yang anda pilih idealis, oportunis, atau pragmatis yang berlangsung di lt.8 Gedung Muh Ihsan Balaikota Semarang, Selasa (30/4/2024). ANTARA/Nur Istibsaroh
Semarang (ANTARA) - Wakil Sekretaris Umum BPP Perhumas (perhimpunan hubungan masyarakat) Fardila Rahmilliza mengingatkan public relation (PR) harus cerdas dan cerdik di era sekarang ini, salah satunya dengan terus mengasah kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan nilai diri.

Hal tersebut disampaikan Dila, panggilan akrab Fardila pada acara talkshow & sharing session dengan tema sebagai seorang humas jalan manakah yang anda pilih idealis, oportunis, atau pragmatis yang berlangsung di lt.8 Gedung Muh Ihsan Balaikota Semarang, Selasa (30/4/2024).

"Sebagai PR harus terus berkembang. Tidak bisa hanya mengikuti pimpinan. Pimpinan akan berganti. Ya sudah ikutin saja kata pimpinan, tapi kita tetap harus belajar tidak boleh mandek. Saat punya pimpinan cerdas (pimpinan berganti,red), kita sudah siap saat dimintai advice," kata Dila.

Kegiatan yang diselenggarakan BPC Perhumas Semarang dengan menghadirkan dua narasumber Dila dan David Darmawan, Sekretariat DPRD Temanggung tersebut dihadiri para praktisi PR dari berbagai sektor mulai dari pendidikan, humas pemerintahan, juga media.

Dila menceritakan strategi yang ia lakukan untuk terus mengasah dirinya sebagai PR di antaranya dengan terus belajar, menggali banyak pengetahuan baru, sampai dengan mengambil sejumlah sertifikasi, karena akan ada banyak hal baru yang didapatkan dan semakin bisa bermanfaat bagi yang lain.

"Ada lima kapabilitas yang harus dimiliki oleh PR yakni planning; campaign; crisis communication; evaluation and measurement; dan social capital. Setiap orang punya network, karenanya jangan sepelekan. Bisa jadi mereka punya informasi yang luar biasa dan bisa menjadi opportunities serta bisa bermanfaat," kata Dila.

Dila mengingatkan ada banyak perubahan di dunia PR karenanya perlu strategi dan terus berevolusinya pengukuran komunikasi, menjadikan prinsip
Barcelona dapat diterapkan pada fungsi komunikasi yang lebih luas dari suatu organisasi,
pemerintah, perusahaan, atau brand, secara global.

"Lakukan pendekatan lebih holistik dengan melakukan standarisasi pengukuran di semua saluran dan memberikan pilihan dimana harus berinvestasi dalam komunikasi agar mendorong kinerja organisasi yang optimal untuk mencapai misinya," kata Dila yang mencontohkan kesuksesan strategi yang diterapkan ITB.

David dalam kesempatan tersebut banyak mengupas peranan humas pemerintahan dalam menciptakan good goverment and clean grovernance salah satunya dengan menghadirkan paradigma baru bahwa humas pemerintah adalah transparan, responsif, serta rajin mencari dan berbagi informasi.

Selain itu, mampu menyediakan informasi dengan cepat dan akurat atau meminimalkan jarak dengan narasumber utama, siap bekerja dengan waktu yang fleksibel, serta hadir setiap saat terutama ketika terjadi krisis atau bila terjadi peristiwa penting.

"Saya menyebutnya 5C peran humas pemerintah yakni credibility atau menjadi sumber informasi yang dipercaya media atau publik; context atau isi informasi sesuai karakteristik khalayak sasaran dan media; clarity atau informasi disampaikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti;  continuity atau layanan informasi publik diberikan secara terus menerus; terakhir channel atau menggunakan bermacam saluran yang mudah diakses publik atau media," sebut David yang banyak berbagi pengalamannya sebagai praktisi PR.

BPC Perhumas Semarang sendiri rutin menyelenggarakan talkshow dan sharing session baik secara luring mau daring dengan harapan semakin banyak pengetahuan baru yang dibagikan demi pengembangan pengetahuan dan ketrampilan para praktisi humas.



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024