Logo Header Antaranews Jateng

Kemenkumham Jateng serahkan Sertifikat KIK Blora

Senin, 9 September 2024 11:58 WIB
Image Print
Penyuluhan Hukum Madya Kemenkumham Jateng Lily Mufidah menyerahkan Sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) Tayub Blora secara simbolis kepada Bupati Blora, Arief Rohman. Dok. Kemenkumham Jateng
Blora (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah menghadiri perhelatan akbar "Blora Culture Festival 2024" bertajuk "Gelar 1.000 Tayub dan Rampak Barongan Blora" di Lapangan Kridosono Kabupaten Blora, Sabtu (7/8). 

Acara dihadiri langsung oleh Bupati, forkopimda, dan organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Blora.

Tampak juga para maestro atau guru budaya, penari, dan masyarakat umum. Acara ini dimeriahkan dengan tarian tarub yang melibatkan 1.000 penari. 

Pada kesempatan yang sama, Kemenkumham Jateng yang diwakili Penyuluhan Hukum Madya, Lily Mufidah menyerahkan Sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) Tayub Blora secara simbolis kepada Bupati Blora, Arief Rohman.

Melalui Lily Mufidah, Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, Tejo Harwanto berpesan dan mengajak Pemerintah Daerah di wilayah Jawa Tengah melalui Dinas terkait untuk menginventarisasi potensi KIK baik berupa ekspresi budaya tradisional, pengetahuan tradisional, potensi indikasi geografis, sumber daya genetik dan indikasi asal 

Selain itu, ia berpesan untuk aktif mencatatkannya melalui Kemenkumham Jateng sebagai bukti kepemilikan KIK. Diketahui, sampai saat ini wilayah Jateng terdapat 258 pencatatan KIK. 

KIK merupakan aset berharga yang dapat memajukan perekonomian bangsa dan kesejahteraan masyarakat daerah. Wilayah Jawa Tengah juga memiliki potensi budaya yang terus dipertahankan secara turun temurun dan menjadi identitas suatu daerah.

Sementara itu, dilansir dari Tribun Banyumas, Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, sertifikat tersebut merupakan bentuk pengakuan penting atas keberagaman budaya tradisional yang dimiliki Kabupaten Blora.

"Sertifikat ini mencerminkan identitas budaya, kearifan lokal, dan warisan nenek moyang kita," tutur Arief Rohman.

"Sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2024 tentang Hak Cipta, sertifikat ini bertujuan melindungi ekspresi budaya tradisional sehingga tidak ada lagi yang dapat mengeklaim kekayaan intelektual ini sebagai miliknya," jelasnya.

Arief pun berpesan kepada generasi muda di Blora agar turut menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur tersebut.

"Sebagai generasi muda, kita harus nguri-uri kebudayaan yang menjadi warisan leluhur kita. Dengan budaya, kita bisa bersatu, rukun, dan kompak," ujarnya.

Bupati Blora juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara Blora Culture Festival 2024 yang baru pertama kalinya dilaksanakan dengan melibatkan banyak penari.

Apresiasi juga disampaikannya khusus kepada Kemenkumham Jateng yang telah membantu pencatatan 8 KIK EBT, yakni Tayub Blora, Wayang Krucil Jipang Panolan, Jamasan dan Kirab Pusaka Kyai Bisma, Ruwat Agung Sedulur Sikep Klopoduwur, Wayang Thengul Blora, Grebek Sedekah Bumi Bangke Blora, Tradisi Perang Nasi Desa Gedangdowo, dan Jamasan Pusaka Tunduh Rambat Situs Mbah Ndoro Balun.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, Tejo Harwanto berharap agar kegiatan inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal dapat terus dilakukan.

"Sehingga jumlah kekayaan intelektual komunal yang tercatat dapat meningkat setiap tahunnya, " ujar Tejo Harwanto.

Kakanwil Tejo Harwanto juga mengharapkan hal ini dapat berkontribusi bagi pemajuan sistem informasi Kekayaan Intelektual sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2022 tentang Kekayaan Intelektual. ***
 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024