Pati komitmen ciptakan layanan kesehatan inklusif dan ramah ODHA
Pati (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berkomitmen menciptakan pelayanan kesehatan yang inklusif dan ramah terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sebagai salah satu upaya menurunkan kasus HIV/AIDS.
"Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Kami juga perlu menciptakan layanan kesehatan yang inklusif dan ramah bagi ODHA, serta meningkatkan akses terhadap konseling dan tes HIV," kata Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko di Pati, Kamis.
Ia mengingatkan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam mengatasi permasalahan HIV/AIDS.
Sujarwanto juga berharap sinergi dan kerja sama yang terjalin dapat terus diperkuat untuk menghadapi tantangan ke depan.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Munadi mengungkapkan Pemkab Pati juga berkomitmen untuk mencapai target Indonesia Bebas AIDS pada tahun 2030 dengan cara mencegah penularan baru, mengurangi angka kematian akibat AIDS, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Aviani Tritanti Venusia mengungkapkan sejak tahun 1996 hingga November 2024, di Pati tercatat ada 2.965 kasus HIV dengan 519 kematian.
Angka tersebut, kata dia, menunjukkan Kabupaten Pati masih menghadapi tantangan yang cukup besar dalam pengendalian HIV/AIDS. Bahkan, menempatkan Kabupaten Pati di peringkat keempat di Jateng dengan jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi.
Oleh karena itu, kata dia, upaya pencegahan dan penanganan perlu ditingkatkan secara signifikan, termasuk mencari terobosan baru agar kasusnya bisa terus ditekan.
Terkait dengan layanan kesehatan yang inklusif dan ramah terhadap ODHA, kata dia, di Kabupaten Pati sudah semua rumah sakit membuka layanan kesehatan untuk ODHA, termasuk melayani VCT (voluntary counselling and testing) atau konseling dan tes HIV.
Layanan VCT tersebut, bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, serta pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. VCT juga bisa dilakukan di 29 Puskesmas, 11 rumah sakit serta klinik pratama dan balai kesehatan masyarakat yang menyediakan layanan VCT.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga melaksanakan kegiatan layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) dengan melibatkan semua Puskesmas, 11 rumah sakit, satu balai kesehatan masyarakat, serta satu klinik pratama.
Dalam melakukan penapisan atau skrining, Dinkes Pati menyasar kelompok risiko tingi, seperti suami istri penderita HIV dan IMS, mitra seks, pasangan suntik narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza), anak kandung ODHIV (Orang dengan HIV), penjaja seks, calon pengantin, dan anak punk.
Selain itu, skrining HIV/AIDS juga menyasar populasi kunci, seperti ibu hamil, penderita TBC, penderita infeksi menular seksual (IMS), wanita penjaja seks, transgender, laki seks laki (LSl), warga binaan pemasyarakatan, dan pengguna napza suntik.
"Upaya pencegahan dan penanganan juga selalu ditingkatkan, serta memompa tim yang terlibat untuk tetap semangat jangan kendor," ujarnya.
Baca juga: Kemensos latih ODHA keterampilan di Kebumen
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024