Logo Header Antaranews Jateng

Tingkat hunian hotel di Kudus selama 2024 tertinggi di Januari

Jumat, 3 Januari 2025 21:08 WIB
Image Print
Hotel Graha Muria milik Pemkab Kudus di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang merupakan di kawasan wisata. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

Kudus (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat tingkat hunian kamar hotel tertinggi selama tahun 2024 di Kabupaten Kudus terjadi pada bulan Januari 2024 sebesar 33,05 persen.

"Angka tersebut merupakan hasil pendataan terhadap hotel berbintang maupun nonbintang di Kabupaten Kudus," kata Fungsional Statistisi Madya BPS Kabupaten Kudus Kusuma Agung Handaka, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kudus Djatmiko Muhardi saat menggelar rilis pers inflasi di Kantor BPS Kudus, Jumat.

Dari hasil sensus terhadap hotel berbintang, kata dia, tingkat hunian pada bulan Januari 2024 justru cukup tinggi, karena mencapai 48,11 persen, sedangkan nonbintang 24,62 persen.

Tingkat hunian paling rendah, kata dia lagi, pada bulan Juli 2024 sebanyak 22,23 persen. Sedangkan untuk pendataan khusus hotel berbintang tingkat huniannya sebesar 25,38 persen, untuk hotel nonbintang paling rendah terjadi pada bulan Juni 2024 sebesar 19,45 persen.

Terkait tingkat hunian selama bulan Desember 2024 yang bertepatan dengan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, kata dia, memungkinkan tinggi, namun untuk memastikannya tentu harus menunggu hasil pendataan bulan ini.

Ia mengungkapkan BPS memang tidak menanyakan faktor penyebab tingginya tingkat hunian kamar hotel pada bulan-bulan tertentu, karena ingin menunjukkan bahwa dengan semakin banyaknya tamu menginap mengindikasikan Kudus menjadi daya tarik wisatawan.

"Jika tamu menginap semakin lama, tentunya akan semakin banyak uang yang hendak dibelanjakan, sehingga pendapatan masyarakat juga semakin meningkat," ujarnya pula.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kudus Djatmiko Muhardi mengungkapkan tamu menginap di hotel selama ini didominasi pebisnis yang memiliki kepentingan usaha di Kabupaten Kudus.

Apalagi, kata dia, Kabupaten Kudus hanya mengandalkan wisata religi, dengan keberadaan makam Sunan Kudus dan Sunan Muria.

"Hanya saja, wisatawan religi jarang sekali menginap di hotel. Dimungkinkan ada tambahan dari warga luar daerah yang melakukan menjenguk anaknya di pondok, karena di Kabupaten Kudus kebetulan banyak pondok pesantren," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah mengakui Hotel Graha Muria milik Pemkab Kudus ramai ketika saat kunjungan orangtua ke sejumlah pondok pesantren di kawasan Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, serta beberapa di antaranya merupakan peziarah ke Makam Sunan Muria.

"Setiap bulannya, semua kamar yang berjumlah 14 unit dipesan tamu. Sedangkan ruangan bangsal dipesan ketika tamunya rombongan keluarga besar," ujarnya lagi.



Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025