Musim Hujan, Jasa 'Laundry" Laris
Minggu, 8 Januari 2012 09:41 WIB
Salah satu pemilik jasa "laundry" Fresh di Jalan Singosari Timur, Sri Jati (45), di Semarang, Sabtu, mengakui pada musim penghujan pengguna jasa "laudry" meningkat.
"Jika biasanya jumlah baju yang masuk sekitar 80 hingga 90 kilogram, pada musim penghujan bisa mencapai 127 kilogram per hari," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan pengguna jasa "laundry" juga terlihat dari banyaknya pengguna baru di luar pelanggan.
"Biasanya banyak yang bukan pelanggan memasukkan cucian pada saat musim penghujan dan saat liburan sekolah maupun libur Lebaran," katanya.
Peningkatan pengguna jasa "laundry" pada saat musim penghujan tersebut tidak ada masalah terhadap waktu pengambilan barang yang normalnya dua hari.
"Kendalanya jika mati listrik dan air dari PDAM, karena kami tidak menggunakan air sumur. Di sini air sumurnya tidak bagus, makanya kami tidak berani ambil risiko karena takut akan merusak warna pakaian. Kalau air PDAM hasilnya bagus, dapat dilihat warna putihnya tetap terlihat putih bersih," kata Jati sembari menunjuk salah satu baju warna putih di tumpukan rak yang sudah siap diambil.
Ia mencontohkan jika air PDAM mati selama 30 menit, pengerjaan tertunda sehingga waktu pengambilan menjadi molor misalnya yang seharusnya dua hari menjadi tiga hari, meskipun sebenarnya sudah dikebut pengerjaannya hingga larut malam.
Jati mengaku usaha yang dirintis dengan modal lebih dari Rp30 juta ini telah banyak pelanggannya termasuk dari sejumlah hotel.
Untuk pelanggan dari hotel bisanya menginginkan pengerjaan kilat, barang masuk pada pagi hari dapat diambil pada sore hari.
Jati mengaku dengan empat pegawainya selama ini mampu mengerjakan seluruh pesanan yang masuk termasuk pada libur Lebaran yang dirinya mematok harga lebih mahal satu kilogram Rp10 ribu untuk yang pengerjaan kilat.
"Kalau musim liburan sekolah atau Lebaran biasanya agak longgar waktunya misalnya dimasukkan saat mau pulang kampung dan diambil setelah mereka selesai berlibur sehingga longgar dalam pengerjaan," katanya.
Shinta (27) warga Semarang Selatan yang ditemui tengah memasukkan baju untuk dicuci mengaku menggunakan jasa "laundry" karena malas mencuci.
"Kalau nyuci baju sendiri pada musim penghujan malas, karena baju keringnya lama. Kalau masuk 'laundry', meskipun dua baru bisa diambil tetapi sudah rapi. Harganya juga terjangkau Rp3.500 per kilogram," katanya.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025