![Logo Header Antaranews Jateng](https://jateng.antaranews.co/img/logo-antarajateng.jpg)
Dinas Pertanian Kudus data sawah tergenang banjir untuk ajukan klaim
![Image Print](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/07/sawah-kebanjiran.jpg)
Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melakukan pendataan terhadap areal tanaman padi yang terdampak banjir untuk dilakukan berbagai upaya membantu meringankan beban petani.
"Untuk saat ini, tercatat ada 1.032,12 hektare yang terdampak banjir. Sedangkan akhir Januari 2025 luasannya baru 717 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetya, di Kudus, Jumat.
Areal tanaman padi yang terdampak banjir yang paling luas, kata dia, terdapat di Kecamatan Mejobo tersebar di 11 desa dengan luas areal keseluruhan 498 hektare.
Dari luas areal yang terdampak banjir tersebut, kata dia, sekitar 438,10 hektare di antaranya mengalami puso karena tergenang banjir terlalu lama.
"Ketika tanaman padi yang tergenang hingga tidak terlihat daunnya berlangsung lama, biasanya hanya bertahan selama tiga harian. Sedangkan, yang masih terlihat daunnya sehingga masih bisa terkena sinar matahari dan memungkinkan terjadi fotosintesis biasanya tahan dalam jangka lama," ujarnya.
Ratusan hektare padi puso tersebut, kata dia lagi, tersebar di 10 desa di Kecamatan Undaan dan Kaliwungu.
Untuk usia tanaman bervariasi, karena ada yang siap panen dan ada yang baru berusia 10 hari.
Sebagian tanaman padi yang puso didaftarkan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), sehingga pihaknya segera mengajukan klaim atas kejadian tersebut. Sedangkan lainnya tentu akan diupayakan mendapatkan bantuan benih dari pemerintah pusat.
Tanaman padi puso yang mengikuti program AUTP sendiri, kata dia, untuk data sementara seluas 282,66 hektare, yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Undaan, Kaliwungu, dan Mejobo.
Baca juga: 40 desa di Kudus terdampak banjir akibat cuaca ekstrem
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025