Perkuat ekosistem sepak bola putri dengan Festival SenengSoccer
KABUPATEN KUDUS (ANTARA) - Dalam rangka memperkuat ekosistem sepak bola putri di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, digelar Festival SenengSoccer yang diikuti 185 anak putri usia 6-8 tahun dari 32 sekolah tingkat MI/SD dan TK atau KB di Supersoccer Arena.
"Hal terpenting mereka bisa merasakan dulu asyiknya bermain bola. Tidak perlu ada pertandingan, yang penting mereka tahu bermain sepak bola itu menyenangkan, dan minatnya tumbuh," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di Kudus, Sabtu.
Selain menggelar Festival SenengSoccer, pihaknya juga menggelar Milklife Soccer Challenge 2025 yang berlangsung 5-9 Februari 2024 untuk mempertandingkan kategori kelompok umur (KU) 10 dan KU-12 yang berlangsung di Supersoccer Arena dan Lapangan Porma.
Dengan melihat tim KU 12 bertanding sepak bola di lapangan yang sama, tentunya juga akan memotivasi adik-adik untuk bisa menjadi pemain sepak bola mewakili sekolah.
Milklife Soccer Challenge Kudus 2025 diikuti 142 tim, yang terdiri dari total 1.547 siswi di tingkat Madrasah Ibtidaiah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) dari Kabupaten Kudus, Demak, Rembang, Pati, dan Jepara. Sebanyak 100 tim bertanding di KU 12 dan sebanyak 42 tim di KU 10.
Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann mengatakan pelaksanaan Festival SenengSoccer itu, menjadi tahap awal pengenalan latihan fisik dan teknik dasar dalam bermain sepak bola yang dikemas secara menyenangkan.
Para peserta secara individual diajak bermain bola dengan cara melewati tiga macam rintangan yang mencakup latihan lari, ketangkasan, melompat, melempar dan menggiring bola. Peserta dinilai berdasarkan catatan waktu tercepat dalam menyelesaikan semua permainan.
"Festival SenengSoccer merupakan stimulus agar para putri KU 8 mengenal sepak bola. Rintangan yang dibuat sebenarnya latihan koordinasi dari teknik, kecepatan, dan endurance yang terpadu. Ini merupakan kebiasaan-kebiasaan baik dalam melatih sepak bola putri dari level paling dasar. Hal terpenting adalah mengenalkan sepak bola, bagaimana cara bermainnya sehingga adik-adik ini bisa bersenang-senang," ujarnya.
Selama dua hari penyelenggaraan, Festival SenengSoccer memulai tantangan dengan berlari zig-zag melewati rintangan, yang dilanjut dengan melakukan lemparan (throw in) ke target.
Pada tantangan kedua peserta melakukan dribbling bola melalui lintasan berkelok, lalu melakukan tendangan ke arah gawang hingga masuk. Sedangkan tantangan ketiga, peserta melompat dengan dua kaki secara bersamaan melewati rintangan dan dilanjutkan melakukan shooting ke arah gawang hingga bola masuk. Terakhir, peserta kemudian berlari (sprint) untuk menekan tombol timer selesai.
Fara Arsy Anindita jadi peserta tercepat menyelesaikan permainan dengan waktu 37,50 detik.
Siswi kelas 2 dari SD 1 Pedawang itu lincah melumat semua tantangan dengan percaya diri. Bahkan jadi satu-satunya wakil sekolahnya di Festival Senengsoccer.
"Sebelumnya, guru melatih saya seminggu sekali. Memang suka, tantangannya mudah dilakukan karena memang sudah sering berlatih," ujar Fara yang kini berusia 7 tahun.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025