
Korban kecelakaan kerja RS PKU Muhammadiyah Blora tak dijamin BPJAMSOSTEK

Blora (ANTARA) - Belasan pekerja proyek yang mengalami kecelakaan kerja akibat jatuhnya lift crane proyek pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, belum terdaftar sebagai peserta jaminan sosial ketenagakerjaan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJAMSOSTEK).
"Secara administrasi, para korban tersebut belum mendapatkan jaminan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Blora Agus Suyono di Blora, Jumat.
Agus memaparkan setidaknya ada empat segmen kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yaitu penerima upah (PU), bukan penerima upah (BPU), pekerja migran Indonesia (PMI), dan jasa konstruksi (JK).
Untuk segmen PU, BPU dan PMI, kata dia, nilai iuran dihitung dari jumlah tenaga kerja. Sedangkan untuk segmen JK iuran dihitung dari nilai kontrak proyek.
"Sementara kasus kecelakaan kerja jatuhnya lift crane termasuk segmen jasa konstruksi dan merupakan proyek swasta dan tidak bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Jadi nilai iuran ditentukan dari nilai proyek itu sendiri, berapapun jumlah pekerja dan lama proyek tidak akan mempengaruhi nilai iuran yang dibayarkan ke BPJS Ketenagakerjaan," ujarnya.
Ia menambahkan jadi iuran BPJS Ketenagakerjaan sangat terjangkau, mulai dari Rp12.087 dengan dasar iuran UMK Blora tahun 2025 dengan program jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JKM). Sementara untuk sektor PU sebesar Rp16.800 juga untuk program JKK dan JKM.
Sementara untuk sektor bukan penerima upah, kata dia, sudah melindungi terhadap risiko pekerjaan selama 30 hari.
"Jika pekerja sudah terdaftar aktif sebagai peserta jaminan sosial ketenagakerjaan, contohnya pekerja proyek, jika ada risiko kecelakaan kerja, maka akan mendapatkan biaya pengobatan sesuai indikasi medis dan mendapatkan santunan sementara tidak mampu bekerja," ujarnya.
Jika risiko kecelakaan kerja hingga meninggal dunia, maka ahli waris akan mendapatkan santunan sebesar 48 bulan upah, ditambah santunan berkala selama dua tahun dibayarkan sekaligus sebesar Rp12 juta dan beasiswa kepada anak maksimal dua anak senilai maksimal Rp174 juta.
Kecelakaan kerja jatuhnya lift crane proyek pembangunan gedung baru lima lantai RS PKU Muhammadiyah Blora menyebabkan 13 pekerja mengalami luka-luka dan empat orang meninggal dunia.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025