
Kemensos targetkan 100 sekolah rakyat pada Juli 2025

Solo (ANTARA) - Kementerian Sosial menargetkan pembukaan sebanyak 100 sekolah rakyat di seluruh Indonesia pada bulan Juli 2025.
"Kementerian Sosial diberi mandat oleh Pak Presiden untuk membangun sekolah rakyat," kata Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan definisi sekolah rakyat adalah untuk orang miskin, dengan sistem boarding untuk jenjang SD sampai dengan SMA.
"Tujuannya kami ingin memutus rantai kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem lewat jalur pendidikan," katanya.
Ia mengatakan rata-rata hampir 74 persen penduduk miskin di Indonesia latar belakang pendidikannya di bawah SD.
"Oleh karena itu, melalui sekolah rakyat pemerintah memfasilitasi bisa sekolah sampai kuliah. Harapannya mereka bisa jadi leader, bisa jadi agen perubahan, bisa mengubah masyarakat Indonesia jadi masyarakat makmur, maju, dan sejahtera," katanya.
Sementara itu, saat ini Kementerian Sosial sudah menyiapkan 40 sekolah dan diharapkan bisa mencapai 100 sampai dengan bulan Juli mendatang.
"Semalam kami ketemu Gubernur Jawa Timur, mereka siap 40. Besok hari Rabu kami ketemu gubernur bersama bupati dan wali kota se-Jawa Tengah, setelah itu hari Kamis kami ketemu gubernur dan bupati wali kota se-Jawa Barat, setelah itu Banten," katanya.
Ia mengatakan 100 sekolah rakyat tersebut diharapkan dapat dimulai pada bulan Juli bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
Mengenai bangunan yang akan digunakan, dikatakannya, akan menggunakan aset Kementerian Sosial.
"Kemensos sudah punya aset namanya sentra atau tempat rehabilitasi untuk penerima atensi seperti lansia, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), korban trafficking, itu yang akan kami jadikan sekolah rakyat. Solo sudah siap," katanya.
Mengenai kurikulum, dikatakannya, sedang disusun oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, sedangkan untuk tenaga pengajar disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Nanti ukurannya yang buat Kemensos, globalnya untuk orang miskin," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025