Logo Header Antaranews Jateng

Diplomat: Rusia ancam veto rancangan resolusi PBB tentang Suriah

Jumat, 3 Februari 2012 08:18 WIB
Image Print


Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin berpidato dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan yang telah dikatakan beberapa utusan mendekati kesepakatan tentang rancangan itu, kata diplomat tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Bagian teks itu yang paling menjadi sengketa ialah pernyataan dewan "sepenuhnya mendukung" rencana Arab, yang antara lain menyeru Presiden Suriah Bashar al-Assad agar mundur. Moskow menyatakan itu bisa berubah jadi "perubahan rejim".

Kendati ada keberatan dari Rusia, pembuat rancang resolusi tersebut dari Arab dan Eropa tampaknya tetap bermaksud melakukan pemungutan suara pada Kamis malam, kata diplomat tersebut --yang menghadiri sidang dewan tersebut.

Tindakan seperti itu bukan berarti pemungutan suara segera dilakukan dan tidak jelas kapan para penaja resolusi tersebut akan menyerukan pemungutan suara, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat pagi.

Duta Besar Kolombia Nesto Osorio mengatakan kepada wartawan bahwa pembahasan dewan direncanakan dilanjutkan Jumat waktu setempat.

Sebelum pertemuan itu, Duta Besar Pakistan Abdullah Hussain Haroon mengatakan kepada wartawan bahwa dewan 15-anggota tersebut "berjarak dua dua kata" dari kesepakatan mengenai versi yang diubah dari rancangan resolusi Arab-Eropa yang dibagikan di dewan oleh Marokko.

Namun pendapat itu dibantah oleh Duta Besar AS Susan Rice --yang mengatakan, "Pendapat saya bukan begitu."

Rusia telah memimpin penentangan terhadap resolusi rancangan tersebut, yang mengupayakan penyelesaian 10 bulan pertumpahan darah di Suriah, sementara pasukan keamanan telah menindas pemrotes anti-Bashar.

Moskow menyatakan Rusia takkan membiarkan terulangnya resolusi Maret 2011 mengenai Libya, yang membuat NATO turun tangan membantu pemrotes untuk menggulingkan pemimpin Libya Muamar Gaddafi.

Meskipun Churkin telah mengatakan kesepakatan mengenai jenis resolusi yang sama mengenai Suriah mungkin dicapai, ia awal pekan ini mengatakan Moskow tak bisa memberi suara yang mendukung sampai setidaknya Selasa depan.

Namun negara Arab dan Eropa telah mendorong pemungutan suara dilakukan lebih cepat dari masa itu, mungkin Jumat. (C003/A011)

Editor: B Kunto Wibisono

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2025