Seskab Puji Negosiasi Joget Dari Kepolisian
Jumat, 30 Maret 2012 17:11 WIB
"Aksi demonstrasi tidak harus ricuh dan anarkis. Lihat itu di Surabaya contohnya. Di tengah demonstrasi, ratusan polisi dan buruh berjoget bersama diiringi lagu `Iwak Peyek`. Jempol untuk polisi yang kreatif," kata mantan demonstran itu di Jakarta, Jumat, mengomentari unjuk rasa yang terjadi di berbagai kota.
Sebelumnya diberitakan bahwa polisi dan pengunjuk rasa melebur dan berjoget di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernyur Suryo, Surabaya, Kamis (29/3). Joget bersama itu dilakukan sambil menunggu perwakilan massa yang sedang berdialog dengan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf.
"Daripada demonya panas dan tegang, lebih baik berdendang dan bergoyang bersama," kata Kasat Binmas Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti ketika itu.
"Dipo mengemukakan dirinya mengapresiasi kepolisian yang mengedepankan tindakan persuasif, menghindari gesekan, dan tidak serta merta melakukan kekerasan. "Sebaliknya juga saya mengimbau agar pengunjuk rasa juga tidak anarkis, lempar batu, dan bakar-bakar ban dan mobil polisi," kata Dipo.
Dipo Alam menyesalkan unjuk rasa yang sampai membuat pekerja dan masyarakat tidak bisa bekerja dan menjalankan kehidupannya sehari-hari.
"Jangan sampai demo mengganggu orang yang mau bekerja. Itu merugikan semua pihak," katanya.
Mantan demonstran di masa Orde Baru itu mengingatkan bahwa menyalurkan aspirasi tidak harus dengan kekerasan, karena berdemokrasi bisa dilakukan dengan cara yang damai. "Silakan berunjuk rasa, namun dengan cara yang tertib. Kericuhan dan kekerasan harus dihindari," pesannya.
Pewarta : -
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024