Logo Header Antaranews Jateng

Joy Bisa Beraktivitas seperti Lelaki Normal

Kamis, 12 April 2012 20:53 WIB
Image Print
Muhamad Prawiro Dijoyo atau Joyo (kanan), yang sebelumnya bernama Siti Maemunah saat bersama ibundanya, Ngatun (55), usai menjalani operasi penyesuaian kelamin di RSUP dr Kariadi Semarang, Kamis (12/4). Operasi penyesuaian kelamin terhadap Joyo (19)
"Operasi yang dijalani Joy ini memang baru tahap pertama. Namun, setelah sembuh nanti dia bisa beraktivitas seperti lelaki normal," kata Wakil Ketua Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr. Kariadi dr. Ardi Santosa di Semarang, Kamis.

Joy terlahir sebagai perempuan dengan nama Siti Maimunah dan telah menjalani kehidupan sebagai perempuan selama bertahun-tahun sebelum Pengadilan Negeri (PN) Semarang mengabulkan permohonan perubahan status menjadi laki-laki.

Joy didiagnosis menderita "complete androgen insensitivity syndrome" (CAIS), yakni tidak sensitifnya jaringan pembentukan kelamin terhadap hormon androgen akibatnya alat kelamin tidak berkembang dengan sempurna.

Setelah PN Semarang mengabulkan permohonan perubahan status Joy menjadi laki-laki pada tanggal 27 Desember 2011, Joy menjalani operasi penyesuaian kelamin tahap pertama yang berlangsung pada hari ini (12/4).

Menurut Ardi yang menjadi ketua pelaksana operasi Joy, pasiennya tersebut nantinya juga bisa berereksi seperti lelaki normal lain. Namun, untuk buang air kecil masih harus dengan posisi jongkok.

Ia menjelaskan bahwa operasi tahap pertama itu baru melakukan pelurusan dan menonjolkan penis. Namun, posisi saluran kencing masih belum pada ujung penis yang merupakan tindakan lanjutan pada operasi tahap kedua.

"Setelah sembuh dari operasi tahap pertama ini, ya, kira-kira dua minggu lagi. Kalau untuk ereksi, Joy sudah bisa. Hanya, kalau untuk buang air kecil memang masih harus jongkok," kata spesialis bedah urologi tersebut.

Menjawab pertanyaan mengenai potensi fertilitas (kesuburan) Joy, dia belum bisa memberikan penjelasan sebab perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kesuburan, dan kemungkinan infertil (mandul) tetap ada.

Kalau dari pengalaman pasien-pasien penyesuaian kelamin sebelumnya, kata dia, memang belum ada yang memberikan laporan lebih lanjut. Namun, biasanya memang tidak ada masalah dan kemungkinan bisa punya anak.

Ia mengatakan bahwa Joy saat ini dalam kondisi baik dan sudah kembali ke ruang perawatannya semula, mengingat operasi tahap pertama yang berlangsung dua jam itu memang tidak memerlukan pembiusan secara total.

"Kami tetap pantau Joy pascaoperasi ini, hanya memang tidak perlu dirawat di "intensive care unit" (ICU). Joy sudah kembali ke ruang perawatannya lagi. Kemungkinan dua minggu ke depan sudah bisa pulang," katanya.

Setelah operasi tahap pertama itu, kata Ardi, pihaknya akan melakukan operasi lanjutan, yakni tahap kedua pada enam bulan ke depan untuk menyempurnakan langkah penyesuaian kelamin terhadap Joy.

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024