Awas Serangan 'Si Penyakit Diam-Diam' Osteoporosis
Senin, 22 Oktober 2012 20:07 WIB
Nama Osteoporosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni osteo yang berarti tulang dan porosis berarti penuh dengan lubang.
Osteoporis ini juga sering disebut dengan "silent disease". Mereka yang menderita osteoporosis tidak dapat mengetahui gejala yang muncul karena serangannya diam-diam dan tidak ada tanda-tanda khusus sampai akhirnya si penderita patah tulang.
Jika normalnya bagi yang memiliki tulang yang kuat, terpeleset atau jatuh tidak ada masalah, hanya memar misalnya. Akan tetapi, bagi si penderita osteoporosis bisa mengakibatkan patah tulang.
Sejumlah bagian tubuh yang mudah terjadi kasus tulang patah di antaranya di sekitar pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang.
Lalu, siapa saja yang berisiko, pada usia berapa penyakit ini muncul, sudah berapa kasus osteoporosis, serta apakah osteoporosis bisa dicegah? sejumlah pertanyaan tersebut tentu perlu kita tahu jawabannya.
Apalagi Oteoporosis juga telah menjadi salah satu penyakit yang menjadi perhatian semua pihak untuk dicegah dan sudah dicanangkannya pada tanggal 20 Oktober sebagai Hari Osteoporosis Nasional oleh Menteri Kesehatan sejak 2002.
Wanita Lebih Waspada
Dilihat dari gender, sebenarnya baik pria maupun wanita sama-sama rentan terkena osteoporosis jika mereka gagal mendapatkan kerapatan tulang maksimal pada usia 30 tahun.
Ukuran dan ketebalan tulang terus meningkat karena adanya pembentukan dan penyerapan. Pada masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa awal pembentukannya lebih tinggi dibanding penyerapannya sehingga akan mendapatkan kepadatan atau kerapatan tulang maksimal.
Massa tulang mencapai maksimal pada usai 30 tahun. Setelah itu, tingkat pembentukan sel tulang baru menurun melebihi kecepatan siklus regenerasi tulang.
Jika proses pelepasan kalsium tulang jumlahnya lebih banyak dibandingkan proses pembentukannya, tulang menjadi tipis, rapuh, dan mudah patah.
Dan, proses pengeroposan tulang meningkat tajam pada usia 50 tahun untuk perempuan dan 60 tahun untuk laki-laki.
Kenapa proses pengeroposan lebih cepat pada perempuan? Karena perempuan terpengaruh oleh perubahan hormonal setelah memasuki masa menopouse dan dikarenakan hamil.
Menopause yang biasa terjadi pada wanita usia 40-an atau 50-an, secara dramatis meningkatkan kecepatan keropos tulang dan ini yang menyebabkan osteoporosis pada wanita cenderung lebih tinggi dibandingkan pria.
Berdasarkan data Puslitbang Gizi Depkes tahun 2005, angka kejadian osteoporosis di Indonesia relatif cukup tinggi, yakni dua dari lima orang Indonesia sangat berisiko terkena osteporosis.
Bahkan yang perlu diperhatikan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, kasus Osteoporosis tidak hanya menimpa usia lanjut (lansia), tetapi ada juga yang menyerang anak usia muda.
Pada tahun 2011, di Kota Semarang terdapat 168 kasus. Dari jumlah tersebut jika dilihat dari deretan umur, satu kasus terjadi pada umur 5--14 tahun; kemudian 15 kasus pada umum 15--44 tahun; 49 kasus pada umur 45--54 tahun.
Jumlah kasus Osteoporosis semakin tinggi ditemukan pada mereka yang berumur 55--64 tahun sebanyak 51 kasus dan mereka yang berumur di atas 65 tahun sebanyak 52 kasus.
Dari jumlah kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat ada 8,95 kasus per 100 ribu penduduk dengan kasus yang terjadi pada usia di atas 45 tahun 90 persen dan sisanya usia 15--44 tahun 8,92 persen dan 5--14 tahun 0,59 persen.
Jumlah tersebut tentu tidak sebatas jumlah kasus saja, tetapi diperlukan tindakan penanganan untuk mencegahnya.
Akibat osteoporosis secara otomatis kualitas hidup si penderita akan berkurang karena akan merasakan nyeri tulang berkepanjangan, tumbuh berangsur-angsur memendek, dan cenderung menjadi bungkuk, serta tidak dapat melakukan aktivitas hidup secara normal karena harus menggunakan kursi roda atau tongkat.
Cara Mencegah
Dokter spesialis Gizi Klinik dari Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dokter Inge Permadi mengatakan bahwa osteoporosis dapat dicegah, yakni menjadi pribadi yang mampu membentuk tulang yang kuat.
Untuk membentuk tulang yang kuat tersebut, di antaranya dengan menerapkan pola makan sehat, makan makanan yang spesifik mengandung protein, kalsium, dan vitamin D, menerapkan pola aktivitas sehat, dan mendapatkan paparan sinar matahari.
Pola makan sehat adalah mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan atau antara energi masuk dan yang keluar harus seimbang, seperti mengonsumsi karbohidrat, protein nabati (tahu, tempe, dan kacang-kacangan), protein hewani (susu rendah lemak, daging tanpa kulit).
Sementara itu, makan makanan yang spesifik mengandung protein (sebanyak 10--15 persen dari total kalori), kalsium seperti susu, produk susu, keju, ikan yang dimakan bersama tulangnya, brokoli dan sayuran berwarna hijau lainnya, tahu, tempe, serta yogourt.
Kebutuhan kalsium berdasarkan usia 0--6 bulan (210 mg), 7--12 bulan (270 mg), 1--3 tahun (500 mg), 4--8 tahun (800 mg), 9--18 tahun (1.300 mg), 19--50 tahun (1.000 mg), dan di atas 50 tahun 1.200 mg.
Makan makanan sumber vitamin D seperti telur, sereal, margarin, ikan, dan susu juga sangat diperlukan karena berfungsi untuk membantu kalsium masuk dalam tulang.
Vitamin D di kulit juga akan aktif bila terpapar sinar matahari selama 5--15 menit sebelum pukul 09.00 WIB, atau setelah pukul 15.00 WIB sebanyak 2--3 kali dalam seminggu.
Kebutuhan vitamin D berdasarkan usia di bawah 50 tahun sebanyak 200 international unit (IU), 51--70 tahun (400 IU), dan di atas 70 tahun membutuhkan 600 IU.
Selain asupan makanan, ada beberapa hal yang harus dihindari karena bisa menjadi penyebab osteoporosis, yakni minuman beralkohol dan berkafein, merokok, dan gaya hidup santai (kurang gerak) atau "sendentary lifestyle".
Merokok dan kafein meningkatkan sekresi kalsium di urine sehingga mempercepat pengeroposan tulang, sementara alkohol dapat mengganggu fungsi hati/ginjal dalam proses metabolisme kalsium.
Olahraga yang menahan beban tubuh, seperti berjalan, berlari, push-up, atau beban lain seperti angkat barbel juga sangat diperlukan tubuh.
Susu Tinggi Kalsium
Perseroan Terbatas (PT) Fonterra Brands dengan Massey University St. Thomas Hospital Inggris dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan riset terhadap perempuan pra dan pascamenopause terkait dengan konsumsi susu berkalsium tinggi.
Riset pertama dilakukan pada wanita premenopause pada tahun 2006 dengan judul riset "Effect of Calcium Fortified Milk Supplementation With or Without Vitamin K on Biochemical Marker of Bone Turn Over in Premenopausal Women".
Pada tahun 2009, riset kepada wanita postmenopause di Asia Tenggara (Indonesia dan Filipina) dilakukan oleh Massey University, Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM dan Fonterra Brands Ltd.
Hasil riset menunjukkan bahwa konsumsi susu tinggi kalsium dan vitamin D selama dua minggu dapat mengurangi kerusakan tulang sehingga menurunkan risiko terkena osteoporosis. Susu tinggi kalsium yang digunakan dalam riset tersebut adalah produk Fonterra Brands Ltd, Anlene.
Medical Marketing Manager PT Fonttera Brands Indonesia dokter Muliaman Masyur menjelaskan bahwa selama ini Fonttera aktif melakukan riset dan mempromosikan kesehatan tulang di Indonesia. Dari dua hasil riset tersebut menunjukkan Anlene sebagai susu tinggi kalsium pertama di Asia yang dapat mengurangi kerusakan tulang dan dapat membantu memperkuat tulang dari dalam.
Anlene, lanjut dokter Muliaman selain berkalsium tinggi juga dilengkapi dengan magnesium, fosfor, zinc, protein dan vitamin D, rendah lemak, serta berindeks glikemik rendah.
"Tidak hanya untuk orang dewasa, Anlene memiliki tiga varian yakni Anlene Actifit untuk usia 19--50 tahun, Anlene Gold untuk usia 50 tahun keatas, dan Anlene Total yang diperkaya dengan Glukosamin untuk kesehatan tulang dan sendi," kata dokter Muliaman.
Marketing Manager Fonttera Brands Indonesia Arief Tjakraamidjaja menambahkan bahwa sejak 2002 telah menjadi mitra strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, International Osteoporosis Fondation (IOF), Perhimpunan Osteoporosis Indonesia atau Perosi, dan Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia atau Perwatusi dalam kampanye edukasi pencegahan osteoporosis.
Melalui Anlene, Fonterra Brands Indonesia telah menyediakan pemeriksaan tulang secara gratis bagi masyarakat dan sudah lebih 6,5 juta orang yang telah memeriksakan diri sejak pertama kali diadakan pada tahun 2005.
Pada tahun ini, terkait dengan Hari Osteoporosis Nasional, Fonttera Brands Indonesia melalui Anlene melakukan "Kampanye Indonesia Bergerak-Dua Minggu untuk Esok Lebih Baik" sebagai bagian dari upaya mengajak masyarakat mencegah penyakit osteoporosis.
Anlene mengajak masyarakat mengikuti charity walk, merupakan kegiatan pengumpulan dana untuk edukasi pencegahan osteoporosis di empat kota, yakni Surabaya, Solo, Semarang, dan Bandung, dengan mengajak sejumlah artis yang peduli terhadap osteoporosis, seperti Susi Susanti, Alan Budikusuma, Minati Atmanegara, Rianti Cartwright, Thomas Djorgi, dan Ibnu Jamil.
Upaya Pemerintah
Pencegahan osteoporosis juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang di antaranya dengan pembentukan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), yakni pos pelayanan kesehatan yang kegiatannya melakukan pemeriksaan kesehatan untuk penyakit tidak menular.
Sejak terbentuk tahun 2009, di Semarang sudah ada 10 pos pembinaan terpadu, yakni di Puskesmas Pandanaran, Tlogosari Kulon, Candi Lama, Lamper Tengah, Tambak Aji, Manyaran, Lebdosari, Pudak Payung, Purwoyoso, dan Krobokan.
Posbindu tersebut, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Semarang Mada Gautama, merupakan upaya deteksi dini terhadap penyakit tidak menular, termasuk osteoporosis.
Selain Posbindu, Dinkes Kota Semarang juga memberdayakan puskesmas dan posyandu untuk terus memberikan sosialisasi masif kepada masyarakat terkait bahaya osteoporosis.
"Osteoporosis ini ditentukan oleh asupan makanan, seperti minum susu. Osteoporosis terjadi karena asupan makanan tidak sesuai umur," katanya.
Oleh karena itu, mereka yang gizi buruk, memiliki tingkat potensi terkena osteoporosis lebih tinggi. Sementara olahraga adalah sebagai pendukung.
Tingginya risiko pada wanita, puskesmas dan posyandu Dinkes Kota Semarang juga telah rutin memberikan tablet Kalk kepada para ibu hamil dan lansia.
"Pemberian tablet Kalk ini adalah cara mudah dan murah untuk pemenuhan kalsium," tambah Mada.
Sejumlah upaya pencegahan dan fasilitasi dari pemerintah tersebut diharapkan dapat melahirkan masyarakat yang sehat bebas osteoporosis.
Menuju sehat dapat dengan berperilaku CERDIK. CERDIK tersebut adalah Cek kondisi kesehatan secara rutin dan teratur; Enyahkan asap rokok dan polusi udara lainnya; Rajin aktivitas dengan gerak olahraga dan seni; Diet yang sehat dengan kalori seimbang, rendah gula, garam, dan lemak serta tinggi serat; Istirahat yang cukup; Kendalikan stres.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024