Logo Header Antaranews Jateng

Anjing Laut Pernah Jadi Santapan Sehari-Hari Viking

Selasa, 20 November 2012 14:35 WIB
Image Print


Mereka melakukan analisis rasio isotop karbon pada 80 kerangka orang Skandinavia yang hidup pada masa itu. Mereka menemukan sebagian besar bangsa Viking mengonsumsi makanan laut, anjing laut menduduki jumlah 50 hingga 80 persen pada abad ke-14.

Temuan ini menunjukkan bahwa hilangnya bangsa Viking di Greenland 500 tahun yang lalu hampir bukan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang dingin.

"Meski orang Skandinavia dianggap sebagai petani, mereka beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan Arktik dan kesempatan satu-satunya untuk berburu," kata Jan Heinemeier dari Aarhus University.

"Selama tinggal di Greenland, orang Skandinavia secara bertahap makan lebih banyak anjing laut," katanya.

Bangsa Skandinavia yang menjadi penghuni awal itu membawa hewan ternak seperti sapi, domba, kambing, dan babi dari Islandia ke Greenland. Tapi, temuan baru ini menunjukkan mereka melakukan gaa hidup itu hingga kondisi sekitar menjadi keras, kemnugkinan "zaman es kecil" membuat mereka kelaparan atau pindah ke tempat lain.

Kurator National Museum of Denmark Jette Arneborg, yang juga terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bukti arkeologis menunjukkan bangsa Viking memelihara lebih sedikit hewan dari waktu ke waktu.

"Jadi, identitas petani sebenarnya adalah gambaran mental, ketimbang kenyataan," kata Arneborg dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip dari Live Science.

Fosil yang ditemukan juga menunjukkan perlahan mereka meninggalkan Greenland. Hal itu dilihat dari bukti fosil yang ditemukan di pemakaman, lebih sedikit perepuan muda yang ditemukan hingga ke akhir masa pendudukan.

"Ini menunjukkan para pemuda meninggalkan Greenland. Ketika jumlah perempuan usia subur menurun, populasi tidak lagi bertahan," kata Niels Lynnerup dari University of Copenhagen.

"Tidak ada bukti yang menujukkan orang Skandinavia itu menghilang akibat bencana alam. Mereka mungkin bosan makan anjing laut di ujung dunia," katanya.


Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024