Logo Header Antaranews Jateng

Catatan Akhir Tahun - Olahraga Jateng Mulai Menghentak

Minggu, 30 Desember 2012 19:36 WIB
Image Print


Betapa tidak, pada tahun ini setidaknya dua ajang olahraga multievent menjadi saksi prestasi atlet-atlet Jawa Tengah pada pesta olahraga tingkat nasional.

Sebut saja pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau, Jawa Tengah mampu kembali lagi ke habitatnya yaitu peringkat keempat setelah sempat terpuruk pada ajang yang sama empat tahun yang lalu di Kalimantan Timur (PON XVII/2008).

Pada PON 2012 ini, kontingen DKI Jakarta meraih 110 medali emas, 101 perak, dan 112 medali perunggu, disusul Jawa Barat dengan 279 keping medali (99 emas, 79 perak, dan 101 perunggu), Jawa Timur dengan 256 keping medali (86 medali emas, 86 perak, dan 84 perunggu).

Jawa Tengah berhasil menempati peringkat keempat dengan jumlah medali 168 keping (47 medali emas, 52 medali perak, dan 69 medali perunggu), disusul Kalimantan Timur dengan total perolehan medali 139 keping (44 emas, 45 perak, dan 50 perunggu).

Sementara itu tuan rumah Riau harus puas dengan peringkat keenam dengan total jumlah medali sebanyak 133 keping (43 medali emas, 39 medali perak, dan 51 medali perunggu).

Memang saat itu perolehan medali Jateng lebih banyak yaitu 53 medali emas, 81 medali perak, dan 80 perunggu, dibandingkan di Riau yang hanya 47 emas, 52 perak, dan 68 medali perunggu. Tetapi harus diingat bahwa nomor yang dipertandingkan di Kaltim lebih banyak dibandingkan di Riau.

Kalau PON di Kalimantan Timur mempertandingkan 765 nomor pertandingan, sedangkan di Riau hanya 601 nomor pertandingan. "Harus diingat juga bahwa di Riau ini, Jateng hanya mengikuti 398 nomor pertandingan. Kalau dilihat dari persentasenya sebenarnya prestasi kita tidak turun," kata Komandan Kontingen Jateng, Sukahar.

Sukahar yang juga Wakil Ketua Umum II (bidang pembinaan dan prestasi) KONI Jawa Tengah mengatakan, kalau dilihat dari perolehan medali memang turun, tetapi harus juga dilihat dari nomor yang dipertandingkan karena ada selisih sekitar 164 nomor dan banyak nomor pertandingan yang menjadi andalan Jateng tidak dimainkan di Riau.

Ketua KONI Jateng Soediro Atmoprawiro mengatakan, "Kalau ada yang mengatakan Jateng kurang berhasil pada PON Riau ini, silakan saja, akan tetapi prestasi yang diraih Jateng masih stabil. Yang jelas kami tidak 'impor' atlet dari daerah lain," katanya.

Ia mengatakan, agar bisa berkualitas dan berstandar nasional, kemenangan harus diraih secara objektif, bukan hanya bisa menang dan kalah.

"Hasil yang dicapai secara semu nantinya berdampak pada kontingen Indonesia di ajang olahraga internasional. Kami juga berharap mereka yang masuk pelatnas SEA Games 2013 adalah atlet peraih emas 24 karat, artinya atlet tersebut memanmg benar-benar terbaik di kelasnya," katanya.

"Yang jelas hasil PON di Riau ini harus diterima penuh syukur karena semua tim telah berusaha maksimal. Kami bangga. Loyalitas mereka tetap tinggi," katanya.

Kemudian sepekan kemudian, Jateng kembali membuktikan keperkasaannya menjadi juara umum pada Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XIV juga di Pekanbaru, Riau.

Pada pesta olahraga multievent atlet difabel tersebut, Jateng menjadi juara umum dengan raihan 91 medali emas, 58 medali perak, dan 42 medali perunggu.

Dominasi Jateng Pada sudah terlihat sejak awal pertandingan Peparnas hampir di seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan. Khusus untuk cabang olahraga atletik, Jateng keluar sebagai juara umum dengan perolehan 99 medali. Rinciannya, Jateng sukses mendulang 54 emas, 25 perak dan 20 perunggu.

Tantangan Berat
KONI Jawa Tengah sudah menggelar musyawarah olahraga provinsi (Musorprov) induk organisasi olahraga di Jateng dengan agenda utama adalah pemilihan ketua umum periode 2013-2017 selama dua hari 26-27 Desember 2012.

Tutuk Kurniawan yang menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (PB POBSI) terpilih sebagai ketua umum periode empat tahun mendatang setelah menang telak atas dua pesaingnya.

Pengusaha transportasi tersebut (Tutuk Kurniawan) berhasil meraih 77 suara, sedangkan dua pesaingnya Sukardi (Ketua KONI Kabupaten Banyumas) hanya meraih lima suara, kemudian Bambang Hoesodo (tim Monitoring dan Evaluasi KONI Jateng) gagal mendapatkan suara.

Tentunya beban tantangan di pundak Tutuk Kurniawan cukup berat, terutama untuk menghadapi PON XIX/2016 di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan ketua KONI terpilih harus bisa mempertahankan prestasi yang diraih Jateng pada ajang olahraga nasional.

"Saya mendukung siapa saja yang terpilih tetapi harus bisa mempertahankan dan kalau bisa meningkatkan prestasi olahraga Jawa Tengah yang sudah baik. Kalau sekarang peringkat empat, mendatang harus bisa masuk peringkat tiga, dua, dan kalau bisa juara," kata Gubernur Jateng.

Tutuk Kurniawan yang juga Ketua Umum Pengprov PRSI (renang) Jawa Tengah mengatakan usai acara pelantikan pengurus induk organisasi olahraga di Jateng mendatang, dirinya akan langsung membagikan bonus bagi atlet peraih medali PON dan Peparnas 2012.

"Besarnya bonus mencapai Rp26 miliar. Saya akan langusng membagikan bonus tersebut kepada atlet begitu usai acara pelantikan," katanya.

Kalau pada usai pelantikan ternyata dana APBD belum cair, kata dia, dirinya tetap akan mencari dana itu sendiri. "Itu nanti serahkan kepada saya sebagai Ketua Umum KONI Jateng," katanya.

Ia menambahkan, pada masa kepengursan dirinya yang dipentingkan adalah prestasi dan untuk menunjang prestasi tersebut dirinya akan membangun sarana dan prasarana untuk latihan.

"Pada tahap pertama adalah untuk tinju dan karate dengan dana Rp2 miliar. Sebenarnya dana itu untuk renovasi kantor KONI Jateng tetapi sekarang ini yang lebih penting adalah arena untuk latihan atlet," katanya.

Ia mencontohkan, cabang olahraga panjat tebing yang memiliki mess dan tempat latihan di tempat yang sama mampu menghasilkan tujuh medali emas di PON 2012, demikian juga dengan cabang renang.

Ketika ditanya target Jateng pada masa kepengurusannya terutama pada PON XIX/Jawa Barat, dia mengatakan dirinya manargetkan bisa menjadi juara ketiga, meskipun melihat kenyataan di lapangan cukup berat.

"Jabar sebagai tuan rumah tentunya ingin mempertahankan prestasinya bahkan ingin menjadi juara umum, kemudian Jatim dan DKI Jakarta tentunya juga saling berlomba untuk menjadi yang terbaik," katanya.

Sementara itu calon yang kalah Bambang Hoesodo mengatakan, pemilihan ketua umum berjalan dengan wajar dan demokratis. "Tidak ada yang dibayar, proses pemilihan berlangung wajar dan demokratis," katanya.

Yang perlu dilakukan sekarang, menurut dia, adalah mengawal kepemimpinan ketua umum terpilih supaya bisa mencapai target masuk tiga besar. "Kita harus bisa masuk peringkat tiga besar karena kalau tetap di peringkat keempat, tentunya tidak ada kemajuan," katanya.



Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025