Bapeten Pantau Efek Gempa di Korea Utara
Rabu, 13 Februari 2013 13:40 WIB
"Kami terus mengikuti perkembangan dari gempa di Korea Utara tersebut. Ada tim gabungan dari Bapeten dan BNPB yang mengawasinya," kata Kepala Bapeten As Natio Lasman di Jakarta, Selasa.
Para ilmuwan di Jepang mengatakan getaran yang terasa di bagian paling utara Semenanjung Korea tersebut berbeda dengan gempa pada umumnya.
Kantor Berita NHK menyebutkan Badan Meteorologi Jepang mendeteksi getaran yang berbeda dengan gempa biasa dan berpusat di koordinat 41,2 derajat utara dan 129,3 derajat timur, yang diperkirakan berkekuatan 5,2 SR jika dikonversikan sebagai gempa.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan sedang berupaya untuk memastikan apakah Korea Utara sudah melakukan uji coba nuklirnya.
Ledakan nuklir bisa menciptakan getaran seperti gempa, tetapi getaran itu berbeda dengan yang dihasilkan gempa alami.
Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (K2N) Bapeten Suharyanta mengatakan pihaknya melakukan pemantauan dampak jika memang terjadi uji coba nuklir tersebut.
"Kami memantau dampaknya, khususnya dari udara karena dikhawatirkan partikel-partikel dari uji coba tersebut beterbangan," jelas Suharyanta.
Suharyanta menjelaskan biasanya uji coba nuklir dilakukan di bawah tanah dan efeknya adalah getaran yang menyerupai gempa.
Secara umum pihaknya telah meningkatkan kesiapsiagaan nuklir seiring semakin meningkat baik secara kuantitas dan kualitas pemanfaatan nuklir.
Penanggulangan kedaruratan ditujukan untuk mengendalikan situasi, mencegah atau mengurangi dampak di lokasi kecelakaan, mencegah timbulnya efek deterministik terhadap pekerja dan masyarakat, mencegah terjadinya kerusakan alam dan lingkungan, dan kegiatan pemulihan kondisi.
Sebelumnya, tim K2N telah melakukan latihan penanggulangan kedaruratan nuklir di beberapa daerah di Tanah Air.
Pewarta : -
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024