Logo Header Antaranews Jateng

Unika Ajak Mahasiswa Filipina Lestarikan Lingkungan

Selasa, 2 April 2013 15:41 WIB
Image Print


"Ada 10 mahasiswa Filipina yang ikut. Mereka bergabung dengan 10 mahasiswa kami (Unika Soegijapranata, red) dalam kegiatan ini," kata Koordinator Pelaksana ASEC Dr. B. Soedarini, di sela kegiatan ASEC di Semarang, Selasa.

Ia menjelaskan 10 mahasiswa asing itu berasal dari dua perguruan tinggi di Filipina, yakni lima orang dari Miriam College (MC) Filipina dan lima orang dari De La Salle University Dasmarina (DLSU-D) Filipine.

Menurut dia, para peserta kemah bersama yang berjumlah 20 orang, yakni 10 orang dari Unika Soegijapranata dan 10 orang dari Filipina itu akan diajak untuk mengamati kondisi lingkungan di sejumlah tempat di Semarang.

"Ada beberapa tempat, seperti daerah Tapak Semarang yang kondisi sungainya sudah sedemikian tercemar. Bahkan, udang dan ikan pun tidak bisa bertahan karena kondisi cemaran di Sungai Tapak yang cukup tinggi," katanya.

Padahal, kata dia, wilayah tersebut memiliki potensi pariwisata yang cukup besar jika pencemarannya bisa dikurangi dan dipenuhi dengan tanaman mangrove yang akan membuat suasana menjadi teduh dan nyaman.

"Sebenarnya, Filipina pun menghadapi masalah lingkungan yang sama dengan Indonesia. Karena itu, mahasiswa dua negara akan diajak untuk melihat kondisi lingkungan dan diharapkan bisa mencari solusi pemecahannya," katanya.


pina kemah bersama pelestarian lingkungan dalam kegiatan "1st Asian Student Encounter Camp" (ASEC) selama seminggu ke depan.

"Ada 10 mahasiswa Filipina yang ikut. Mereka bergabung dengan 10 mahasiswa kami (Unika Soegijapranata, red) dalam kegiatan ini," kata Koordinator Pelaksana ASEC Dr. B. Soedarini, di sela kegiatan ASEC di Semarang, Selasa.

Ia menjelaskan 10 mahasiswa asing itu berasal dari dua perguruan tinggi di Filipina, yakni lima orang dari Miriam College (MC) Filipina dan lima orang dari De La Salle University Dasmarina (DLSU-D) Filipine.

Menurut dia, para peserta kemah bersama yang berjumlah 20 orang, yakni 10 orang dari Unika Soegijapranata dan 10 orang dari Filipina itu akan diajak untuk mengamati kondisi lingkungan di sejumlah tempat di Semarang.

"Ada beberapa tempat, seperti daerah Tapak Semarang yang kondisi sungainya sudah sedemikian tercemar. Bahkan, udang dan ikan pun tidak bisa bertahan karena kondisi cemaran di Sungai Tapak yang cukup tinggi," katanya.

Padahal, kata dia, wilayah tersebut memiliki potensi pariwisata yang cukup besar jika pencemarannya bisa dikurangi dan dipenuhi dengan tanaman mangrove yang akan membuat suasana menjadi teduh dan nyaman.

"Sebenarnya, Filipina pun menghadapi masalah lingkungan yang sama dengan Indonesia. Karena itu, mahasiswa dua negara akan diajak untuk melihat kondisi lingkungan dan diharapkan bisa mencari solusi pemecahannya," katanya.

Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2025