Jokowi Bantah Pernah Utus Bimo ke China
Kamis, 13 Maret 2014 13:44 WIB
"Semua orang bisa berbicara seperti itu. Semua orang bisa berfoto dan mengaku utusan siapa pun. Saya gak pernah. Gak ada urusan lelang," kata Jokowi di Balaikota, Kamis.
Jokowi mengatakan pengadaan barang secara lelang memang memiliki risiko-risiko. Jika ada penyelewengan dalam lelang maka konsekuensi hukum harus dihadapi.
"Risiko melakukan lelang kan begitu. Yang menang bisa lawan atau kawan, perkara dia menang dengan cara baik atau tidak akan sudah ada aturannya. Ada aturan hukum. Ada risiko dan tanggung jawab pribadi," katanya.
Meski Jokowi mengenal Bimo, namun dia mengatakan tidak mungkin memantau setiap tindakan kenalannya.
"Teman saya bukan hanya ratusan tapi ribuan. Gak mungkin saya ikutin ke mana-mana," katanya.
Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan mengatakan pada media mantan anggota DPRD Solo Michael Bimo Putranto pernah mewakili Jokowi menghadiri seminar tentang penerapan sistem bus rapid transit (BRT) di Guangzhou, China, 31 Oktober-3 November 2013.
Bimo Putranto sendiri kemarin mendatangi Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama guna mengklarifikasi dirinya bukanlah tim sukses dan relawan Jokowi.
Bimo mengaku mengenal sosok Jokowi hanya sebagai pengusaha (penjual kayu) bukan sebagai Gubernur DKI.
Bimo juga menegaskan tidak pernah pergi bersama Dinas Perhubungan DKI ke perusahaan Ankai China terkait pengadaan armada bus Transjakarta.
Namun Tigor, kepada media, mengatakan Bimo pernah ke China memenuhi undangan LSM China terkait sistem direct service BRT di China. Dia berangkat sebagai utusan Gubernur DKI Jakarta.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024