"Bali ini barometer dan etalase pengamanan di Indonesia. Bali ini titik nadir. Kalau jebol saja sedikit, maka banyak darah yang bertumpahan. Jadi kami betul-betul jaga," kata Kepala Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Albertus Julius Benny Mokalu seusai memimpin apel siaga gabungan Polda Bali dan Kodam IX/Udayana di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin.

Oleh karena itu, katanya, pihaknya meningkatkan pengamanan termasuk di sejumlah pintu masuk menuju Pulau Dewata, baik jalur laut, udara, maupun darat. Peningkatan pengamanan dilakukan lebih ketat dengan mengerahkan sejumlah personel dan didukung sejumlah peralatan.

"Kami perketat dengan menggunakan alat modern dan memonitor dengan segala peralatan dan kesiapan anggota selama 24 jam," ucap Mantan Kepala Polda Bengkulu itu.

Namun jenderal bintang dua itu tidak menyebutkan detail daerah khusus di Pulau Dewata yang dianggap rawan dengan ancaman keamanan, baik menjelang maupun usai pilpres. Ia menyebutkan semua tempat di Pulau Dewata dikategorikan rawan gangguan keamanan.

"Semua tempat tidak ada yang tidak rawan. Kadang tempat itu terlihat aman, tetapi muncul kejadian," katanya.

Sementara itu, Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Wisnu Bawa Tenaya menyatakan bahwa sebagai daerah wisata internasional, keamanan Pulau Bali menjadi atensi penting aparat keamanan.

Ia berharap ada sinergitas aparat keamanan, masyarakat, dan pemerintah dalam menjaga kondusivitas keamanan saat Pilpres 2014.

"Kita harus sama-sama dan gotong-royong karena keamanan paling utama sebagai daerah turis. Ini amat penting, makanya kami tetapkan Bali siaga satu," ujarnya.

Dalam apel gabungan tersebut, selain menunjukkan kesiapan personel, aparat juga mengerahkan sejumlah peralatan, di antaranya empat unit panser, Jihandak, mobil penghalau massa, meriam air, pasukan Denzipur, dan sejumlah peralatan lain.